TEMPO Interaktif, Semarang - Musim panen padi yang mulai datang saat ini tidak dinikmati oleh para petani di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pada masa panen seperti ini harga gabah milik petani justru anjlok dibandingkan sebelumnya.
Petani di kecamatan Ngawen, Blora, Sukaji, 50 tahun, mengatakan harga gabah basah pada masa sebelum panen bisa mencapai Rp 2.500 hingga Rp 2.600 per kilogram. "Tapi pada saat datang panen justru turun menjadi Rp 2.000 hingga Rp 2.200 per kilogram," kata Sukaji saat ditemui Tempo, Ahad (21/2) pagi.
Sukaji menyatakan turunnya harga gabah tersebut karena melimpahnya stok gabah milik petani. Saat ini, para petani di wilayah Blora dan sekitarnya sudah memasuki masa panen sehingga peredaran gabah juga melimpah. Pada saat yang sama, kata Sukaji, saat ini terik matahari yang bisa mengeringkan gabah sangat minim. Bahkan, tiga hari terakhir selalu datang hujan sehingga gabah tidak bisa dikeringkan. Seharusnya, kata Sukaji, gabah milik petani bisa langsung dikeringkan sehingga bisa digiling menjadi beras.
Harga gabah milik para petani itu masih dibawah harga pembelian pemerintah atau HPP yang ditetapkan pemerintah dan berlaku sejak 1 Januari 2010 lalu. Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7/2009, HPP gabah kering panen (GKP) di petani dengan kadar air maksimal 25 persen, kadar hampa/kotoran 10 persen sebesar Rp 2.640 per kilogram. Sedangkan harga gabah kering panen di penggilingan atau kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa/kotoran maksimal 10 persen sebesar Rp 2.685 per kilogram.
ROFIUDDIN