TEMPO Interaktif, SUBANG - Ratusan hektare tanaman padi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, selama sepekan terakhir ini diserang hama ganas “si monyong.” Akibatnya, para petani di sana mengalami kerugian miliaran rupiah.
Dama, salah seorang petani Kampung Kiara Goong, Desa Pabuaran, mengatakan, serangan tikus berlangsung sporadis. “Serangannya sangat cepat sekali,” kata Dama. Sehingga tanaman padi miliknya yang sedang bunting mati semuanya. “Tak ada yang bisa diselamatkan,” kata Dama.
Dama mengaku tak tertarik lagi buat mengolah kembali sawahnya yang suda hancur tersebut. “Nggak punya modalnya lagi,” ujar Dama.
Hilda Octaviani, Kepala Desa Pabuaran, mengakui, serangan tikus tersebut telah menghabiskan 100 hektare tanaman padi di lokasi Kampung Kiara Goong dan 200 hektare di Rawa Majah. “Yang di lokasi Rawa Majah bercampur dengan serangan sundep alias wereng cokelat,” kata Hilda. Ia menyebutkan, petani mengalami kerugian dalam setiap hektarenya antara Rp.3,5 hingga Rp.4 juta.
Agar serangan “si monyong” tak menjalar ke mana-mana, ia bersama para petani telah melakukan upaya pembasmian hama jenis organisme pengganggu tanaman tersebut dengan cara geropyokan. “Alhamdulillah ribuan tikus berhasil dibunuh,” kata Hilda. Setelah itu, aksi gotong royong itu dilakukan, serangan si monyong tak terlalu mengganas lagi.
Ani Sofiyani, Kepala Bidang Bina Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Subang, tak menampik ihwal terjadinya serangan sporadis tikus di wilayah Pabuaran tersebut. “Ya kami sudah mendapatkan laporannya,” kata Ani. Tapi, kata Ani areal serangannya hanya mencapai 45 hekatre dengan kategori rusak parah lima hektare, rusak sedang 25 hektare dan rusak ringan 15 hektare.
Pihaknya juga sudah memberikan bantuan obat-obatan kimia buat memberantas hama tikus tersebut kepada para petani, misalnya belerang 50 kilo gram, umpan petrokum 10 kilo gram, tiran 100 biji dan coryne bacterium 10 liter. “Kami terus melakukan pemantauan,” kata Ani.
NANANG SUTISNA