TEMPO Interaktif, Pamekasan - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mencatat lebih 20 ribu hektare hutan rakyat saat ini dalam kondisi kritis. Padahal tiap tahun kegiatan menanam pohon terus dilakukan.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pamekasan Bambang Prayogi mengatakan, dari jumlah tersebut hampir 1.000 hektare kategori sangat kritis, 5.000 hektare lainnya kritis, dan 14 ribu hektare lainnya agak kritis. "Yang rusak baru sekitar 94 hektar," katanya, Rabu (10/2).
Ribuan hektare hutan kritis ini, kata dia, tersebar di Kecamatan Waru, Tlanakan, sampai wilayah pesisir Pantai Pademawu. Tiap tahun, Bambang mengaku terus melakukan upaya menekan jumlah hutan kritis dengan membagikan bibit pohon kepada warga serta melakukan pengayaan jenis pohon. "Tapi laju kerusakan jauh lebih cepat," katanya.
Masalah utamanya adalah status lahan hutan rakyat yang masih milik perseorangan sehingga bila pemiliknya membutuhkan kayu untuk membangun rumah atau dijual, aksi penebangan sulit dicegah.
Kendala lainnya adalah terbatasnya anggaran sehingga tidak semua hutan kritis tertangani dengan maksimal. "Kami hanya bisa membatasi, menebang pohon paling tidak satu batang setahun," terangnya.
MUSTHOFA BISRI