TEMPO Interaktif, Bandung - Ratusan warga yang rumahnya masih terendam akibat luapan Sungai Citarum Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih mengungsi di sejumlah lokasi yang disediakan.
Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Perjuangan Kabupaten Bandung jadi tempat utama masyarakat Cieunteung mengungsi. Sisanya tersebar di kantor Kecamatan Baleendah dan Kelurahan Andir.
Tenda-tenda pengungsian pun dan tenda posko Taruna Siaga Bencana masih disebar di beberapa lokasi di depan PLN Dayeuhkolot dan di Jalan Pasar Baleendah. Ratusan rumah di bantaran Sungai Citarum ini pun masih terendam dengan kedalaman 60 sampai 1,5 meter.
Namun jalan utama penghubung Kabupaten Bandung dan Kota Bandung sudah tidak tergenang air. Tapi, aspal jalan sudah mengelupas sehingga membuat lubang-lubang kecil dan besar di jalan sepanjang sekitar 100 meter.
"Sampai saat ini pengungsi baik baik saja, cuma kemarin karena mesin pompa air rusak sehingga kebutuhan air bersih untuk mandi jadi berkurang, sekarang masih diperbaiki," ujar Koordinator Pengungsi di DPC-PDIP Asun Sunjana, Senin (8/2)
Ia menyatakan, sedikitnya masih ada sekitar 350 warga Cieunteung yang masih tinggal di Aula DPC semenjak dua minggu lalu. "Soal bantuan makanan setiap hari dikirim nasi bungkus dari kantor kecamatan dan ada puskesmas keliling setiap dua hari sekali untuk mengecek kesehatan."
Asun menjelaskan, selain sumbangan yang datang dari Pemerintah Kabupaten Bandung, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Rike Dyah Pitaloka sudah mengirimkan bantuan makanan pengganti air susu ibu untuk para balita korban banjir tahunan ini.
"Tinggal dibagikan pada warga, barangnya sudah saya terima. Yang diperlukan paling tidak adalah alat-alat tulis untuk anak anak sekolah," ujarnya.
Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Bandung Edi Sudjana menyatakan, pemerintah sedang membahas langkah-langkah untuk penanggulangan banjir di wilayah Kabupaten Bandung. "Perlu dilihat kewajiban provinsi dan pemerintah pusat juga seperti penyodetan atau pengerukan Sungai Citarum," ujarnya.
Ia menegaskan, pemerintah daerah akan mengoptimalisasi koordinasi dan penanganan bencana di Kabupaten Bandung. "Kita optimalkan penangan bencana dan mengerahkan alat-alat seperti perahu karet, tenda, dan dapur umum yang dimiliki Kabupaten Bandung. Soal alat berat untuk pengangkut lumpur kami akan mengajukan pada provinsi, karena provinsi yang punya," jelas Edi.
Pemerintah Kabupaten saat ini hanya memfokuskan pada penanganan bencananya, belum menghitung secara lengkap kerusakan infrastuktur seperti rumah yang roboh dan kerusakan jalan. "Masih dihitung semuanya, mungkin nanti kalau airnnya sudah surut," kata Kepala Bagian Sosial Fery Rusinda.
Ferry menegaskan, pemerintah menyiapkan dana sekitar Rp 15 miliar untuk penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung. "Stok makanan sampai saat ini masih aman, terutama untuk para pengungsi dahulu yang diutamakan."
Ia menyatakan, pemerintah sudah menyiagakan puluhan tarunan siaga bencana dan Korp Sukarela PMI yang disebar di beberapa kecamatan yang rawan banjir. "Para anggota linmas yang sudah dilatih penanggulangan bencana akan dikerahkan khususnya untuk mengamankan wilayah masing masing."
Jajaran kepolisian dari Polres Bandung juga terus melakukan upaya pengamana wilayah yang tergenang air dengan menggunakan perahu karet mengecek kondisi keamanan. "Yang saya takutkan tanggul sepanjang satu kilometer jebol, air yang datang bisa tambah parah," ujar Iwan Darmawan.
ALWAN RIDHA RAMDANI