TEMPO Interaktif, BANDUNG - Kasus balita gizi buruk terjadi lagi di Indramayu, Jawa Barat. Kali ini menimpa Taji Maulana, 4,8 tahun warga Bojongraong, Kecamatan Kroya dan Rayuni, 40 hari, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Krangkeng. Keduanya saat ini dirawat intensif di ruang anak kelas III B RSUD Indramayu.
Rayuni bahkan harus dimasukkan ke incubator untuk menghangatkan tubuhnya. Kondisi keduanya, termasuk memprihatinkan. Tubuh mereka sangat kurus. Kedua kaki dan tangan mereka seperti tulang yang terbungkus kulit.
Saat ini berat badan Taji hanya 9,1 kg padahal berat anak normal seusianya mencapai 18 kg. Sedangkan berat badan Rayuni hanya 1,7 kg dari seharusnya berat badan normal balita seusianya yang mencapai 4 kg. Bahkan saat baru dibawa ke rumah sakti 4 hari lalu berat badan Rayuni hanya 1,3 kg.
Selain gizi buruk, kedua balit itu pun menderita penyakit penyerta. Taji misalnya didiagnosis menderita TBC sedangkan Rayuni menderita Gastro Enteritis Akut (GEA atau peradangan saluran cerna dan diare).
Iim, ibu Rayuni mengungkapkan, saat lahir berat Rayuni normal yaitu mencapai 2,4 kg. Tetapi setiap hari berat badannya terus turun hingga hanya 1,3 kg. "Saya tidak tahu kenapa terus turun, padahal tiap hari saya masih memberikan ASI," kata Iim.
Namun diakui Iim, selama kehamilan ia tidak selalu memberikan makanan yang bergizi. "Suami saya hanya buruh tani, jadi penghasilannya pun setiap harinya tidak tetap," katanya.
Daslem, nenek Taji menuturkan, ayah Taji hanya seorang tukang bangunan yang penghasilannya pun tidak tetap. Karenanya setiap harinya Taji pun hanya diberi makan lauk berupa tahu atau tempe.
Direktur Utama RSUD Indramayu, Dedi Rohendi, gizi buruk yang dialami Rayuni termasuk dalam kategori akut. "Bahkan jika dibiarkan bisa dikategorikan sebagai gagal tumbuh," katanya. Karena itu ia pun berjanji pihak rumah sakit akan memberikan penanganan yang intensif.
IVANSYAH