Juru bicara Pemerintah Kota Kediri Nurmuhyar mengatakan peluncuran beras murah ini telah dilakukan di empat kelurahan sejak pagi tadi. Mereka adalah Kelurahan Campurejo, Tamanan, Bandar Lor, dan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. “Beras itu kita turunkan di kantor kelurahan masing-masing,” kata Nurmuhyar kepada Tempo, Senin (25/1).
Sayangnya penjualan beras murah ini tidak bisa dilakukan hari ini juga kepada masyarakat. Hal ini karena plafon beras yang diberikan Bulog tidak sesuai dengan jumlah keluarga miskin yang ada. Akibatnya petugas terpaksa membongkar bungkusan plastik beras berisi 15 kilogram yang diterima dari Bulog untuk dikurangi menjadi 13 kilogram.
Langkah itu dilakukan untuk memeratakan jatah beras sesuai jumlah keluarga miskin yang terdata pemerintah.
Menurut Nurmuhyar, pihaknya telah berusaha meminta tambahan plafon beras kepada Bulog. Namun permintaan itu ditolak dengan alasan stok yang terbatas.
Menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah setempat jumlah keluarga miskin di Kota Kediri saat ini mencapai 11.049 kepala keluarga (KK). Mereka tersebar di Kecamatan Mojoroto, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren. “Mungkin besok baru bisa didistribusikan kepada masyarakat,” kata Nurmuhyar.
Bulog Kediri mengalokasikan 143.637 kilogram beras miskin (raskin) untuk dijual murah kepada masyarakat. Mereka juga telah menyiapkan 100 ton beras untuk operasi pasar jika suatu saat harga sudah tak terkendali.
Hingga saat ini harga beras di pasar tradisional dan pengecer terus mengalami kenaikan. Beras jenis Bengawan yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 6.000 per kilogram kini dipatok hingga Rp 6.800 per kilogram.
Demikian pula dengan beras jenis Bramo yang sebelumnya hanya Rp 6.400 berangsur-angsur naik menjadi Rp 6.850 – 7.000 per kilogram. “Dari grosirnya sudah naik,” kata Bambang, salah satu pengecer di Kelurahan Donayan, Kecamatan Kota Kediri.
HARI TRI WASONO