TEMPO Interaktif, Semarang - Dari 1,23 juta jiwa pengangguran di Jawa Tengah, pemerintah provinsi tersebut hanya mentarget bisa memberikan peluang kerja terhadap 175 ribu jiwa atau sekitar 10 persen saja.
"Tahun 2010 ini kami hanya menarget membuka lowongan kerja sekitar 10 persen dari angka pengangguran," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Tengah Siswolaksono seusai rapat koordinasi dengan Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Rabu (13/1).
Menurut dia, angka peluang kerja tersebut sudah maksimal karena hingga kini persentase antara pencari kerja dengan lahan kerja yang tersedia semakin tidak seimbang. "Orangnya bertambah terus tapi lahan pekerjaan semakin sempit," kata dia.
Target pengurangan pengangguran sebanyak 175 ribu itu naik sedikit dibandingkan realisasi pada 2009. Tahun lalu, Dinas Tenaga Kerja mampu memberikan peluang kerja terhadap 160 ribu jiwa.
Siswo menyatakan, penyediaan lahan kerja yang dilakukan pihaknya ada berbagai macam cara. Mulai dari menggelar bursa kerja, menyediakan balai latihan kerja, memberikan keterampilan dan pelatihan, memberikan modal kredit kepada para pengusaha dan lain-lain.
Khusus untuk balai latihan kerja, kata Siswo, akan dilakukan mulai dari proses pelatihan, pemberian sertifikat hingga penempatannya. "Percuma kalau sudah ikut pelatihan dan punya sertifikat jika tidak ada tempat kerjanya," ujar Siswo.
Siswo memperkirakan, situasi ketenagakerjaan di Jawa Tengah semakin berat seiring dengan diberlakukannya perdagangan bebas antara ASEAN-Cina. "Persaingannya semakin ketat. Kalau kita tidak siap maka bisa saja kita hanya jadi konsumen," katanya.
Untuk itu, Siswo meminta agar para tenaga kerja di Jawa Tengah terus meningkatkan kompetensinya. Dengan begitu maka meski ada perdagangan bebas tapi masih bisa bersaing.
ROFIUDDIN