TEMPO Interaktif, Timika - Anjuran untuk berdamai yang dilakukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mimika, DPR Papua, Pemerintah Kabupaten Mimika, dan Musyawarah Pimpindan Daerah Mimika, Senin (11/1) siang, di Jalan Mambruk, Kwamki Lama, (kubu atas) belum membuahkan hasil.
Kelompok warga dari kubu atas tetap menghendaki ada pembalasan jumlah korban tewas. Anggota DPRD Mimika, Piet Magal, meminta warga untuk berpikir ulang. "Dalam adat ada banyak pilihan untuk menyelesaikan persoalan. Perang bukan satu-satunya pilihan," kata Piet Magal.
Tokoh perang kubu atas, Jalan Mambruk, Kwamki, Stevanus Kula, siang ini, mengatakan tidak ada yang mengundang para pejabat untuk datang ke Kwamki Lama."Siapa yang panggil bapa-bapa ke sini (Kwamki Lama). Bukan saya, bukan waimom (tokoh perang)," kata Stevanus.
Menurut Stevanus, kendali perang saudara di kubu atas sudah diambil alih oleh Noab Kinal dan Beny Deblek. Stevanus juga meminta waktu untuk memutuskan apakah menerima anjuran pejabat yang datang ke Kwamki Lama atau menolak.
Kepala Kepolisian Resor Mimika, Ajun Komisaris Besar Muhammad Sagi, ketika membuka dialog meminta warga segera menghentikan perang. "Kami semua hadir di sini (Kwamki Lama) berusaha untuk selesaikan perang tanpa dendam. Tapi sampai kemarin masih ada upaya untuk balas dendam," kata Muhammad Sagi.
Muhammad Sagi berkali-kali meminta warga segera menghentikan perang agar tidak jatuh korban lagi. "Ini sudah tigakali saya bicara dengan bapak-bapak (warga kubu atas) sekalian, Selanjutnya saya minta anggota dewan dan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini, kata Muhammad Sagi.
Anggota DPRD Mimika Elminus Mom mengatakan, perpanjangan waktu untuk perang hanya akan menambah korban jiwa. Jangan sampai ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan situasi ini," kata Elminus yang juga pernah menjadi tokoh perang di Kwamki Lama pada 2005.
Elminus yang mengaku pernah ditahan polisi akibat konflik Kwamki Lama 2005, mengingatkan warga bahwa jika warga memaksa perang DPRD Mimika akan mundur dan membiarkan pasukan menangkap pelaku perang. "Kalau kami dewan mundur, maka polisi yang akan maju," kata Elminus.
Noab Kinal yang mengambil peran sebagai tokoh perang kubu atas masih enggan menghentikan perang. Kalau polisi dan pemerintah menghalangi perang, maka pihak kubu atas akan membawa perang ini di kampung-kampung pedalaman. "Kami akan membawa persoalan ini di kampung-kampung," kata Noab.
Pada Senin siang, kubu-kubu yang bertikai tidak dapat melakukan aksi provokasi untuk perang. Pasukan disiagakan disejumlah titik yang sering dijadikan ajang perang panah.
Kelompok warga kubu atas dan bawah hanya bergerombol di rumah-rumah warga bersenjata panah. Sebagian lagi hanya berkerumun di rumah duka, Jalan Mambruk 2, Kwamki Lama. Belum diketahui batas waktu akhir bagi kubu atas untuk menyatakan setuju dengan anjuran damai atau menolak.
TJAHJONO EP