TEMPO Interaktif, Makassar – Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menyebabkan kematian pada ibu karena besarnya risiko gangguan komplikasi akibat anatomi organ reproduksi yang belum sempurna.
Menurut dokter spesialis Obsetri dan Ginekologi Fatmawati Madya, remaja yang berusia di bawah 20 tahun memiliki panggul yang sempit, sehingga saat bersalin berisiko besar menyebabkan perdarahan akibat disproporsi antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu. Perdarahan dan infeksi adalah penyebab kematian ibu saat melahirkan. Usia reproduksi yang sempurna adalah 21 tahun.
Saat ditemui Tempo di sela Seminar Kesehatan Nasional bertajuk Midwife Cares Your Health yang dihadiri ratusan remaja putri di Hotel Clarion, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (2/1), Fatma menyebutkan di Sulsel jumlah kematian ibu saat melahirkan sudah di atas rata-rata standar nasional, yaitu di atas 100 per 100 ribu kelahiran.
Selain itu, kehamilan di usia remaja juga cenderung menyebabkan aborsi. “Aborsi menyumbang 100 persen kematian ibu di Indonesia. Ini banyak dilakukan karena kehamilan yang tak diinginkan,” kata Fatma.
Kehamilan di usia remaja juga berpeluang besar dilakukan persalinan secara caecar. “Ini karena persalinannya lama dan sulit yang diakibatkan adanya komplikasi tadi,” ujar Fatma.
Sel-sel mulut rahim pada remaja, juga belum terbentuk dengan sempurna di usia di bawah 20 tahun. Kemudian saat terjadi kehamilan dan persalinan, bisa menyebabkan kanker serviks atau kanker mulut rahim.
Selain itu, kata Fatma, remaja yang hamil juga secara mental belum siap dengan kehamilannya sehingga dapat menyebabkan asupan gizi yang dikonsumsi tak cukup atau kurang seimbang.
Kondisi tersebut mengakibatkan anemia, yang juga menjadi salah satu penyebab kematian ibu. Selain berbahaya bagi ibunya, kehamilan di usia remaja juga membahayakan anaknya. “Persalinan preterm meningkat akibat banyaknya kehamilan di usia remaja,” terang Fatma.
Persalinan preterm adalah persalinan sebelum usia kandungan 37 minggu, yang banyak menyebabkan kematian bayi. Ini disebabkan karena organ tubuh bayi belum siap sepenuhnya untuk berfungsi di luar rahim ibu.
Selain kelahiran preterm, bayi yang dilahirkan di usia remaja juga berisiko memiliki berat badan rendah, yaitu di bawah 2,5 kilogram akibat asupan gizi yang kurang saat ibu hamil. "Juga cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan struktur organ janin saat dalam pertumbuhannya," jelasnya.
Untuk meminimalisasi kehamilan saat usia remaja itu, Fatma menyarankan para remaja putri untuk lebih menjaga diri karena sebagian besar kehamilan di usia remaja diakibatkan oleh pergaulan atau seks bebas.
“Jatuh cinta itu menimbulkan keinginan untuk dekat. Tapi sebelum menikah, ada batasannya. Gadis harus pandai menjaga diri. Bagaimana kalau sudah tidak gadis lagi? Bagaimana kalau hamil? Itu akan sangat mengganggu masa depan,” katanya kepada seluruh peserta seminar.
Data hasil survei Komisi Nasional Perlindungan Anak pada 2007 menyebutkan, lebih dari 60 persen pelajar Sekolah Menengah Pertama di kota-kota besar telah melakukan seks pranikah.
SUKMAWATI