TEMPO Interaktif, Gorontalo – Mahasiswa di Gorontalo, diperkirakan berjumlah 100 orang, berunjuk rasa menolak kedatangan wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono, di Gorontalo, Selasa (29/12).
Penolakan itu mereka wujudkan dengan cara menginjak-nginjak foto Boediono. Mereka juga menilai Boediono merupakan tokoh penting dalam kasus Bank Century bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani. Keduanya dianggap sebagai antek-antek imperialis.
“Boediono haram menginjakan kakinya di bumi Gorontalo. Kami menuntut Boediono harus mundur dari jabatannya,” kata Hamri Mokoagow, salah seorang orator dalam aksinya.
Menurut mahasiswa, kedatangan Boediono ke berbagai daerah termasuk Gorontalo pada akhir Desember mengindikasikan bahwa ada agenda besar untuk merehabilitasi nama-nama alumni Universitas Barkley yang akhir-akhir ini telah tercoreng dengan munculnya kasus Bank Century.
”Boediono, Sri Mulyani, serta alumni Barkley lainnya yang memaksakan paham neoliberalisme di Indonesia,” tambah Kiki, orator lainnya.
Namun aksi mahasiswa yang rencananya akan menghadang rombongan wakil Presiden tersebut dihadang oleh gabungan aparat kepolisian di wilayah itu. Akibat penghadangan itu, mahasiswa yang tertahan di depan pintu gerbang kampus Universitas Negeri Gorontalo beradu mulut dengan polisi, bahkan nyaris terjadi kericuhan.
CHRISTOPEL PAINO