TEMPO Interaktif, Jakarta - Bekas Menteri Agama Maftuh Basyuni menolak berkomentar tentang keterlibatannya dalam Majelis Zikir Susilo Bambang Yudhoyono Nurussalam.
"Sudah selesai saya dalam Majelis, saya sudah tidak menjadi menteri," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Senin (28/12)
Maftuh yang duduk sebagai petinggi Majelis Zikir, mengaku tidak tahu tentang keberangkatan umroh 50 ulama pada akhir 2003. "Saya kan baru masuk 2004," tukasnya.
Majelis Zikir SBY Nurussalam, kata penulis buku Gurita Cikeas George Junus Aditjondro, pernah lima kali mengumrohkan 50 ulama. Dana tiap orang untuk umroh tersebut mencapai 1.000 real.
"Uangnya darimana, apa dari Departemen Agama. Tolong jelaskan," kata dia ketika dihubungi Jumat (25/12). Selama ini, kata George, keuangan majelis Zikir itu tidak pernah diaudit asal dananya.
Terkait Majelis Zikir digunakan untuk penggalangan dukungan massa saat pemilu, George mengemukakan fakta Majelis ini membuka cabang di 33 provinsi. "Majelis ini rajin sekali bikin acara zikir di momen-momen saat kampanye, pemilu, maupun pilpres," ujar dia.
Sekali menggelar, acara zikir ini dihadiri ribuan jamaah. Jamaah juga sering dijamu di Istana seusai acara. "Darimana dananya, apa dari APBN atau Departemen Agama," kata dia.
DIANING SARI | AMIRULLAH