TEMPO Interaktif, Semarang - Akibat terus menurunnya penumpang kendaraan umum, para sopir di Kota Semarang menurunkan target perolehan uang setoran kepada pemilik kendaraan.
Wakil Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Semarang Sumitro menyatakan sebelumnya target setoran untuk jenis angkutan dalam kota sebesar Rp 80 ribu per hari. "Tapi karena saat ini sepi maka diturunkan menjadi Rp 40 ribu hingga 50 ribu," kata Sumitro, Jum'at (11/12). Sedangkan untuk kendaraan jenis bus sedang dalam kota, Sumitro melanjutkan, setoran yang tadinya sebesar Rp 200 ribu per hari diturunkan menjadi Rp 150 ribu per hari.
Sumitro menyatakan penurunan target setoran itu akibat dampak dari semakin sepinya pengguna kendaraan umum di Kota Semarang. "Masyarakat ramai-ramai beralih ke kendaraan roda dua," katanya. Sumitro menjelaskan setiap hari rata-rata ada penjualan 15 buah roda dua dari setiap dealer di Kota Semarang yang jumlahnya mencapai 10 dealer. "Itu hanya dealer besar, belum yang kecil-kecil," katanya. Selain itu, kata dia, saat ini di jalan raya Kota Semarang sudah dipenuhi dengan banyaknya kendaraan roda dua.
Sedangkan jumlah kendaraan umum, kata Sumitro tidak semakin bertambah karena bisnis jasa angkutan di kota sudah tidak menguntungkan lagi. Saat ini, jumlah kendaraan angkutan kota di Kota Semarang mencapai 2.288 dengan rute berjumlah 32 jalur. Sedangkan jumlah bus sedang mencapai 880 buah.
Sumitro menambahkan, jasa angkutan umum milik swasta juga terancam dengan adanya bus rapid transit (BRT) milik pemerintah Kota Semarang yang sudah beroperasi sejak September lalu.
ROFIUDDIN