TEMPO Interaktif, Jakarta -Kepolisian Resor Kediri, Jawa Tengah mulai menyelidiki keterlibatan oknum Satuan Polisi Pamong Praja dalam praktik penambangan pasir mekanik di Sungai Brantas.
Polisi masih mengorek keterangan dua pemilik mesin yang kini diamankan kepolisian. Kepala Satuan Reserse Kriminal, Ajun Komisaris Aria Wibawa mengatakan dugaan keterlibatan anggota Satpol PP terlihat dari sering bocornya razia penambangan pasir selama ini.
Para penambang seolah telah mengetahui terlebih dulu jadwal razia yang akan dilakukan petugas. “Indikasinya sudah sangat kuat,” kata Aria Wibawa kepada Tempo, Rabu (25/11).
Kecurigaan itu pula yang membuat polisi memisahkan diri dengan Pramong Praja saat melakukan razia. Hal ini terlihat dari ketidakhadiran mereka dalam beberapa razia yang dilakukan Satpol PP di bantaran Sungai Brantas Kediri.
Menurut Aria, pemisahan itu untuk mengetahui sejauh mana indikasi keterlibatan Satpol dalam praktik penambangan. Salah satu parameternya adalah minimnya hasil tangkapan Satpol dalam setiap aksinya. Kondisi ini sangat berbeda ketika polisi terjun sendiri melakukan penertiban di Sungai Brantas.
Sedikitnya enam unit mesin penyedot pasir dan sembilan truk berhasil diamankan dalam razia yang dilakukan jajaran Polres Kediri di Desa Jongbiru, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Selasa (24/11) kemarin. “Padahal tempat itu juga sering dirazia Satpol,” kata Aria.
Untuk melacak keterlibatan oknum Satpol PP, Kepolisian Kediri tengah memeriksa dua pemilik mesin yang berhasil diamankan. Polisi berharap pelaku berinisial IM dan MK tersebut bisa menjelaskan modus operandi yang sebenarnya.
Kepala Satpol PP Kabupaten Kediri Gembong Sudjatmiko menolak berkomentar tentang penyelidikan polisi tersebut. Dia mengaku menyerahkan sepenuhnya penyelidikan itu kepada polisi sesuai tugas dan kewenangannya.
Gembong membantah pemisahan operasi yang dilakukan Polisi tersebut untuk menghindari kebocoran.
Menurut dia setiap instansi terkait seperti polisi memiliki tanggung jawab sendiri untuk mengamankan lingkungan hidup. Karena itu selama ini Satpol selalu melibatkan polisi dan TNI dalam setiap penertiban. “Tugas itu menjadi kewajiban bersama,” katanya.
HARI TRI WASONO