TEMPO Interaktif, Makassar-Pertarungan antara murid dan guru, yakni Ilham Arief Sirajuddin dan Syahrul Yasin Limpo, tidak terjadi. Minggu malam, perebutan pimpinan Golkar Sulawesi Selatan di antara kedua tokoh tersebut berakhir dengan musyawarah mufakat: Syahrul dipilih oleh tim formatur.
Wali Kota Makassar dan Gubernur Sulawesi Selatan itu segera menggelar jumpa pers begitu musyawarah mufakat diumumkan Ketua Panitia Musyawarah Daerah Golkar Sulawesi Selatan Nurdin Halid.
Semula Ilham ngotot menginginkan voting. Lantas apa alasan Ilham takluk kepada musyawarah? "Kami berdua ingin mengantarkan musyawarah dengan sukses. Indikatornya, Golkar memperjuangkan rakyat ditandai dengan simbol kami berdua," kata Ilham.
Menurut Ilham, tidak ada istilah kalah dan menang. "Kami berdua telah menyerahkan kepada peserta musyawarah. Kami tidak ingin ada yang tercederai karena ego. Apalagi ada yang terluka atau cedera." Saat rapat penentuan, di luar arena musyawarah massa pro-Ilham dan pro-Syahrul terlibat ketegangan.
Giliran Syahrul berbicara. Menurut dia, walau kompetisi menjelang pemilihan sangat tajam, dia tetap menganggap Ilham sebagai saudara. "Saya tampil di Golkar tak lepas dari kearifan dan sikap dewasa Ilham. Cara pemilihan dengan musyawarah dan mufakat halal berdasarkan tata tertib," ujar Syahrul. Ia menambahkan, Ilham akan dijadikan sebagai salah satu pengurus.
TRI SUHARMAN