TEMPO Interaktif, Semarang - Pakar Ilmu Falak Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Ahmad Izzuddin menyatakan banyak sekali masjid di Jawa tengah yang arah kiblatnya belum tepat. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, masjid tersebut terutama yang dibangun sudah lama seperti Masjid Agung Surakarta, Masjid Agung Pakalongan, Masjid Agung Salatiga, Masjid Agung Jepara, dan lain-lain. “Rata-rata, memang masih melenceng,” kata Pimpinan Wilayah Lajnah Falakiyyah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah tersebut kepada Tempo, Rabu (14/10).
Izzuddin menyambut baik atas adanya sertifikasi arah kiblat yang dilakukan Departemen Agama Jawa Tengah. Hasil penelitiannya menunjukkan, masjid-masjid yang melenceng dari arah kiblat, yang hanya bergeser 20 derajat dari titik barat ke utara.
Padahal untuk wilayah Jawa Tengah, standar arah kiblatnya antara 24 derajat hingga 25 derajat dari titik barat ke utara. “Jadi masih kurang lima derajat,” katanya. Izzudin menjelaskan, perbedaan satu derajat ke arah kiblat itu akan mengakibatkan kemencengan sebanyak 111 kilometer dari arah kiblat.
Izzuddin menyatakan, zaman dulu penentuan arah kiblat pada saat mendirikan masjid masih menggunakan metode yang sangat sederhana. “Bahkan ada yang hanya diancer-ancer,” kata Anggota Badan Hisab Rukyah Jawa Tengah ini.
Sedangkan saat ini, kata dia, sudah ada alat canggih untuk menentukan arah kiblat pada saat mendirikan masjid atau musholla. Alat itu seperti Teo Dolite. Karena alatnya sudah canggih maka arah kiblat akan benar-benar fokus.
ROFIUDDIN