TEMPO Interaktif, Cirebon - Ratusan tukang becak protes karena tidak mendapatkan subsidi dari Bupati Cirebon Dedi Supardi. Hal ini terkait dengan pelarangan becak beroperasi pada puncak arus mudik.
Berdasarkan pantauan, sekitar pukul 17.00 WIB sekitar 140 tukang becak yang biasa mangkal di Pasar Celancang, Kabupaten Cirebon protes karena tidak kebagian uang subsidi sebesar Rp 50 ribu/orang. Protes diungkapkan sesaat setelah Bupati Cirebon, Dedi Supardi pergi usai memberikan subsidi kepada tukang becak lainnya.
"Padahal kami sudah menunggu sejak pukul 07.00 pagi, tapi tetap tak dapat uang subsidi itu," kata Asep, seorang tukang becak. Padahal, lanjut Asep, mereka sangat membutuhkan uang itu karena mulai esok akan dilarang beroperasi di jalur pantura, tepatnya di depan Pasar Celancang yang berada persis di jalur pantura.
Asep dan sejumlah tukang becak lainnya mengaku tidak berjanji tidak akan beroperasi di jalur pantura esok. "Kita lihat sajalah besok," katanya.
Sementara itu, kepala desa Purwawinangun, Kecamatan Gunung Jati, Oji, mengungkapkan ada sekitar 140 tukang becak yang belum kebagian uang subsidi. "Padahal mereka justru yang biasa mangkal di pasar Celancang ini," katanya. Karenanya, lanjut Oji, ia akan berkoordinasi dengan pemkab Cirebon untuk mengatasi masalah ini.
Seperti diketahui, Bupati, Dedi Supardi, mulai H-3 atau Kamis esok (17/9) melarang tukang becak beroperasi di jalur pantura atau di sejumlah pasar tumpah yang ada di jalur pantura. Tujuannya tidak lain untuk menjaga kelancaran lalu lintas selama puncak arus mudik. Sebagai kompensasi, Pemkab Cirebon memberikan Rp 50 ribu kepada masing-masing tukang becak.
Selain di Pasar Celancang, subsidi pun diberikan kepada tukang becak yang ada di Pasar Tegalgubug, Gebang, Mundu dan Losari yang semuanya berada di jalur pantura.
IVANSYAH