“Besok kami akan periksa yang di Garut dan Tasikmalaya,” kata Kepala Seksi Pencegahan Pengamatan Penyakit Matra Dinas Kesehatan Jawa Barat, Uus Sukmara, Jumat (31/7).
Pondok pesantren Al-Hikamussalafiyah Kampung Cipulus, Desa Nagrog, Kabupaten Purwakarta, telah didatangi petugas Dinas Kesehatan setempat untuk pengambilan contoh apus tenggorokan beberapa santri, Kamis lalu (Tempo Interaktif, Kamis 30 Juli).
Sementara lokasi dan nama dua pesantren lainnya di Garut dan Tasikmalaya masih dirahasiakan. “Nggak enak sama pesantrennya,” kata Uus.
Tapi yang pasti, ujar Uus, ada 64 santri di Tasikmalaya yang dicurigai terkena flu babi. Sejauh ini, belum diketahui asal muasal virus yang menyebar di tiga pondok pesantren itu. Dinas Kesehatan Jawa Barat menyatakan daerah tersebut cluster. “Penderita yang diduga flu babi di satu lokasi dalam jumlah yang besar,” kata dia.
Dinas Kesehatan menganjurkan santri yang sakit flu untuk tidak keluar rumah dulu agar tidak menulari orang lain. Jika bersin atau batuk, kata Uus, masyarakat diminta menutup mulut atau hidung.
Selain pesantren, Dinas Kesehatan mengawasi SMA 4 Karawang. Menurut laporan petugas kesehatan setempat, kata Uus, ada 150 siswa yang sakit flu massal. Mereka telah diliburkan. “Tapi kami belum berani meliburkan sekolah itu,” kata dia.
Dari gejalanya, para siswa mengalami flu tingkat ringan dan sedang. “Tidak ada yang berat disertai komplikasi,” kata Uus. Hari ini, petugas kesehatan telah mengambil contoh apus hidung dan tenggorokan dari sejumlah siswa.
Sejauh ini, kata Uus, di empat lokasi itu belum ada satu pun yang dinyatakan positif flu babi. Sampai kemarin, di Jawa Barat tercatat sedikitnya ada 40 orang yang dinyatakan positif flu babi.
ANWAR SISWADI