TEMPO Interaktif, Sleman - Jalur-jalur evakuasi yang baru saja selesai diperbaiki pada 2006 sebelum erupsi Gunung Merapi, kini telah banyak yang rusak. Kerusakan jalan yang sebelumnya halus dan beraspal itu lantaran sering dilalui truk-truk bermuatan pasir dari lokasi penambangan di Sungai Gendol.
“Sekarang kita baru bisa memperbaiki sepanjang empat kilometer dengan lebar lima meter,” kata Kepala Dinas Pengairan, Pertambangan, Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Widi Sutikno, Selasa (28/7).
Perbaikan baru dilakukan di jalur-jalur yang rusak parah dan sering dilalui, seperti jalan antara Dusun Geblok-Kaliadem sepanjang dua kilometer, jalan Kaliadem-Petung sepanjang satu kilometer, serta jalan yang melewati lapangan golf Merapi sejauh satu kilometer. Biaya yang diperlukan sekitar Rp 1,3 miliar tiap kilometernya. Jalur-jalur evakuasi tersebut untuk mempermudah proses evakuasi sebanyak 452 jiwa penduduk Dusun Petung dan 591 jiwa penduduk Kaliadem.
Hanya saja, menurut Widi, jalan-jalan yang sudah diperbaiki tersebut akan tetap rawan mengalami kerusakan lagi karena masih dilalui truk-truk bermuatan pasir.
“Nggak mungkin membuat jalur khusus penambangan, karena biayanya mahal,” kata Widi.
Salah satu solusinya, menurut Widi adalah perbaikan jalan dengan model tambal sulam. Artinya, jika Merapi mulai menampakkan tanda-tanda akan meletus, maka perbaikan jalur evakuasi akan kembali dilakukan.
PITO AGUSTIN RUDIANA