TEMPO Interaktif, BANDUNG - Pemerintah Jawa Barat berinisiatif menggratiskan pemeriksaan laboratorium untuk penderita flu yang diduga berjenis H1N1. “Harus melalui satu proses,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf di Bandung, Rabu (15/7).
Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi soal penanganan penyakit itu di Gedung Sate, Bandung. Dalam rapat itu juga diputuskan status Jawa Barat Siaga menghadapi penyakit itu.
Menurut Dede, keputusan ini didasarkan kenyataan, pemeriksaan laboratorium biayanya relatif besar. “Sekali atau dua kali periksa bisa mencapai Rp 3 jutaan,” katanya. Namun mekanisme pembiayaannya masih dibicarakan mengingat gejala flu dan H1N1 tidak bisa dibedakan.
Pemerintah sendiri menyediakan Rp 10 miliar untuk antisipasi wabah penyakit ini. Duit itu diambilkan dari pos anggaran bencana di APBD provinsi. Program periksa lab gratis juga diambil dari dana itu. "Rinciannya belum tuntas. Paling tidak, selain penggantian biaya pemeriksaan laboratorium, juga untuk mengganti biaya perawatan pasien yang positif H1N1,"ujarnya.
Biaya pemeriksaan satu pasien yang menjalani perawatan penyakit ini bisa mencapai Rp 20 jutaan. “Ini akan menjadi beban rumah sakit (kalau tidak di cover),” kata Dede.
Ketua tim dokter penyakit infeksi khusus RSHS Bandung, dr Hadi Yusuf mengatakan, pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada flu babi utnuk memastikan penyebabnya adalah virus. “Pemeriksaannya melalui PCR, biayanya Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta sekali periksa,” katanya.
Komponen biaya yang diperlukan di antaranya, baju pelindung khusus bagi petugas medis yang menangani penyakit itu. Untuk pengobatan sendiri, selama ini masih menggunakan tamiflu. “Antibiotik nggak dikasih kecuali ada indikasi, kalau di luar negeri kadang-kadang sudah nggak dikasih lagi tamiflu, tapi kita masih pegang rujukan Depkes utnuk memakai tamiflu,” katanya.
Dede meminta masyarakat berperan aktif mencegah penyakit ini dengan berperilaku sehat serta menjaga etika kesehatan. Terutama, katanya, ketika batuk dan bersin. Bagi yang terkena flu diminta kesadarannya untuk menjauh dari orang lain.
AHMAD FIKRI