TEMPO Interaktif, Jakarta - Para petani di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengeluhkan ihwal kualitas padi jenis hybrida yang ternyata sangat rapuh menerima gempuran hama. "Terutama hama wereng coklat," kata Iman, seorang petani asal, Kecamatan Sukatani, Senin (13/7).
Menurut Iman, serangan hama wereng coklat tersebut, telah mengurangi produksi padi hybrida yang dipromosikan para produsennya bisa menghasilkan 12-12,5 ton per hektare itu, secara signifikan. Yang bisa diselamatkan hanya 4,8 ton saja. Itu pun, karena petani melakukan penyelamatan dengan cara panen dini. "Kalau dibiarkan pasti keburu habis," kata Iman.
Muhidin, petani di Campaka mencoba membandingkan dengan jenis padi varietas nasional Bagendit dan Ciherang. "Keduanya cukup kuat menahan serangan jenis hama wereng," kata Muhidin.
Dari sisi capaian produksi padi hybrida yang bebas hama pun, kata Muhidin, realitasnya tidak sehebat yang dipromosikan para produsennya yakni 12-12,5 ton per hektar. "Nyatanya, hasil panen sekarang hanya dapat delapan ton saja," kata Muhidin.
Tri Hartono, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan Kabupaten Purwakarta, mengaku sudah banyak mendaptkan keluhan soal kualitas padi hybrida itu. "Hasilnya memang tak sesuai kenyataan," kata Tri.
Ia mengaku sudah melihat langsung ke areal persawahan bagaimana tidak berdayanya padi hybrida terhadap serangan wereng coklat tersebut.
Dari sisi hasil pun, Tri mengaku sudah melakukan perbandingan. Capaian produksi rata-rata padi hybrida ternyata hanya 8 ton per hektare, tak jauh beda dengan varietas nasional Bagendit yang mencapai 7,6 ton dan Ciherang 7,2 ton per hektarenya.
Tri mengaku sudah berkirim surat kepada Pt.Inhutani 2, Pt.Sembada dan Pt.Bernas, yang memasarkan benih padi hybrida di daerahnya. Isi suratnya, minta supaya mereka bisa mengawal pertumbuhan tanaman padi mulai dari tanam hingga masa panen. "Produsen harus langsung turun tangan," kata Tri.
Kalau tidak, petani tak akan mau lagi menenam jenis padi yang diklaim sebagai produksi paling unggul itu. Pemerintah selama ini, telah menyubsidi pengadaan bibit padi hybrida buat petani 15 kilo gram atau setara dengan Rp.750 ribu per hektar yang dibeli dari tiga produsen padi hybrida itu.
NANANG SUTISNA