TEMPO Interaktif, Malang - Lahan pertanian berupa ladang dan sawah di Kabupaten Malang seluas 700 hektare ludes diserang hama tikus. Sawah yang diserang tikus tersebar di sejumlah daerah yakni Kepanjen, Sumberpucung, Jabung dan Dampit. Setiap hamparan sawah, sekitar separuhnya rusak tak bisa dipanen. Bagian batang hingga gabah yang mulai menguning ludes dimakan tikus.
Hamparan lahan pertanian tersebut, sebagian besar rusak diserang hewan mengerat ini. Untuk mengendalikannya, kini warga tengah menebar berbagai macam racun tikus. Namun, ternyata binatang pengerat ini kebal dan menyerang hampir seluruh jenis tanaman. Selain tanaman padi, tikus juga menyerang tanaman jenis palawija. Akibatnya, produktifitas tanaman merosot, petani merugi.
Selain menggunakan racun serangga, petani juga melakukan cara tradisional dengan beramai-ramai memburu tikus. Selam sebulan terakhir, para petani beserta Wakil Bupati Rendra Kresna juga dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malang Purwanto bergabung membasmi hama tikus. Puluhan petani membawa berbagai macam alat membasmi tikus seperti pentungan dan cangkul. Mereka juga bergotong royong membongkar sarang tikus dan membasminya.
Purwanto mengatakan memburu tikus lebih efektif untuk mengendalikan serangan hama tikus. Perkembangan tikus yang cepat juga menjadi kendala untuk mengendalikannya. Selain itu, ia juga melepaskan puluhan ular sebagai musuh alami tikus. "Keseimbangan ekosistem juga terganggu, ular berkurang sehingga populasi tikus meledak," jelasnya, Jumat (26/6).
Ia mengingatkan petani untuk mentaati rencana tata tanam global untuk agar tikus tak menyerang tanaman secara bersamaan. Petani juga diminta mewaspadai ancaman hama penggerek batang yang juga merusak tanaman padi petani. Purwanto berharap hama tikus ini tak menganggu produksi gabah di Kabupaten Malang. Pada 2008 produksi gabah meningkat 26 persen menjadi 460 ribu ton dari sebelumnya 350 ribu ton. Saat ini, produksi gabah surplus hingga 38 ribu ton, selain untuk memenuhi kebutuhan warga Malang juga dipasarkan di sejumlah daerah sekitar Malang.
EKO WIDIANTO