Tedjo mengatakan sesuai aturan dan arahan presiden, TNI hanya melaksanakan deteksi, kemudian kita komunikasikan, dibayangi, lalu diusir keluar. “Kemudian ini kita laporkan ke Deplu untuk dilayangkan nota diplomatik kepada Malaysia. Jadi kita tidak sampai menggunakan kekuatan senjata,” kata Tedjo, usai rapat terbatas di kantor Presiden, Rabu (3/6).
Ia mengatakan setiap laporan situasi di blok Ambalat ini selalu dilaporkan ke Panglima TNI, tembusan ke Menteri Luar Negeri untuk ditindaklanjuti menjadi nota diplomatik. Nota diplomatik ini dilayangkan ke Malaysia.
Tedjo mengatakan TNI Angkatan Laut tidak menambah armada untuk menjaga kawasan blok Ambalat. “Yang ada sekarang adalah 6 KRI dengan 3 pesawat udara yang melaksanakan patroli terus menerus sepanjang tahun,” katanya.
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan jajaran TNI tetap bersikap profesional dan tidak mudah terpancing dengan tindakan Angkatan Bersenjata Diraja Malaysia. Respon TNI di lapangan harus sesuai dengan aturan mulai dari komunikasi hingga manuver taktis.
“Itu semua adalah refleksi dari profesionalitas. Profesionalitas tidak harus terpancing, terprovokasi untuk menggunakan kekerasan bersenjata,” kata MenkoPolhukam Widodo AS.
NININ DAMAYANTI