Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Ambalat, Warga Sebatik Mulai Berlatih Menembak

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Di lapangan, krisis sengketa perbatasan perairan Ambalat menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Di Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, yang berbatasan dengan Malaysia, warga setempat mengaku akan segera memulai latihan menembak bersama personel Marinir Angkatan Laut. "Kami selalu waspada akan terjadinya perang," kata Ketua Pengurus Alkhairaat di Sebatik, Suniman Latasi, melalui telepon.

Adapun para nelayan dan perusahaan pembenihan udang di Kota Tarakan, mengaku merugi akibat ketegangan di Ambalat. Mereka tak mendapat pasokan induk udang windu karena para nelayan dilarang dan diusir dari perairan Ambalat oleh tentara kedua negara. "Disuruh pulang sama tentara," kata Upuk, salah satu nelayan di Tarakan.

Ketegangan yang meningkat di Ambalat dan melibatkan kekuatan militer kedua negara membuat Komisi Pertahanan DPR RI merasa perlu mengirim delegasi ke Malaysia. Tim yang terdiri atas lima orang itu dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi Pertahanan Yusron Ihza Mahendra.

Mereka dijadwalkan terbang ke Kuala Lumpur pekan ini untuk menemui Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Menteri Luar Negeri, serta Menteri Pertahanan Malaysia. "Kami akan meminta penjelasan kenapa mereka bermanuver di perairan Ambalat," kata Yusron.

Dalam catatan Komisi Pertahanan, katanya, sepanjang 2009 ini pihak Malaysia telah 11 kali melanggar perbatasan. Pada 2008, Malaysia bahkan lebih dari 26 kali masuk wilayah Ambalat tanpa izin.

Manuver Malaysia ini dinilai tak etis karena penyelesaian Ambalat masih dalam proses perundingan. "Kalau terjadi konflik fisik, tak akan ada yang diuntungkan," kata Yusron. Ia mengatakan timnya telah berkoordinasi dengan Departemen Luar Negeri dan Kepala Staf Angkatan Laut sebelum bertolak ke 

Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa menyatakan keyakinannya bahwa pemerintah Indonesia akan menang dalam negosiasi dengan Malaysia dalam sengketa perbatasan di Blok Ambalat. "Pemerintah kita sangat firm untuk itu," katanya di sela rapat di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat kemarin.

Hatta memastikan pemerintah akan memperjuangkan setiap jengkal wilayah Indonesia. "Perjuangannya melalui Departemen Luar Negeri," katanya. "Jangan katakan seolah-olah kita lemah dan membiarkan. Negara ini tidak seperti itu."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Agung Laksono menilai krisis Ambalat yang berlanjut ini terjadi karena pemerintah lamban dalam menyelesaikan sengketa. “Itu lamban sekali," kata Agung. "Harus dilakukan secara simultan."

Y. TOMI ARYANTO | EKO ARI | DWI RIYANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

10 Agustus 2015

Retno Marsudi. dok. TEMPO/Yosep Arkian
Utusan Khusus Indonesia-Malaysia Bertemu Bahas Ambalat

"Batas wilayah maritimnya belum selesai," ujar Retno.


Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

3 Juli 2015

Pasukan Marinir TNI-AL menuju KRI Lampung di Dermaga E Markas Komando Armada Timur, Surabaya (2/1). 130 Marinir tersebut akan bertugas di perairan Ambalat,  menjaga perbatasan Indonesia dengan Malaysia. TEMPO/Fully Syafi
Sengketa Ambalat, Kemenlu Keluhkan Ini untuk Protes Malaysia

Untuk dapat melayangkan nota protes, Kementerian Luar Negeri membutuhkan informasi rinci.


Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

29 Juni 2015

TEMPO/Santirta M.
Kemenlu Belum Terima Bukti Pelanggaran di Ambalat

Kementerian Laur Negeri sebenarnya sudah mengirim nota protes terkait pelanggaran wilayah udara Ambalat ke Malaysia pada Februari lalu.


Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

13 Oktober 2009

Dua Kapal Militer Malaysia Kembali Masuk Ambalat

Dua kapal Tentara Laut Diraja Malaysia KD YU-3508 dan KD Ganas-3503 terpergok masuk ke perairan Ambalat Kalimantan Timur.


Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

4 Agustus 2009

KRI / TEMPO/Fransiskus S
Tujuh Kapal Perang Terus Pantau Ambalat  

Sekitar tiga bulan terakhir ini tidak ada lagi pelanggaran batas wilayah perairan Indonesia oleh kapal asing. "Sudah tidak ada pelanggaran perbatasan," ungkap Harapap.


Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

28 Juni 2009

Ditanya Ambalat, Menteri Pertahanan Malaysia Tolak Berkomentar

Kami tidak membicarakan Ambalat, juga Manohara. Itu porsinya Jakarta, kata Datuk Ahmad.


Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

22 Juni 2009

Menlu Hassan Wirajuda: Ambalat Bukan Konflik Kedaulatan

"Tidak ada satupun negera di dunia yang punya kedaulatan pada landas kontinen," ujarnya.


Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

22 Juni 2009

TEMPO/Arnold Simanjuntak
Arif H. Oegroseno: Peta Malaysia Diprotes Banyak Negara

Problem awal itu Malaysia mengeluarkan Peta 1979. Pertanyaannya, mengapa mereka mengeluarkan peta itu, sedangkan perundingan sudah akan selesai.


Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

16 Juni 2009

Menteri Luar Negeri Malaysia Kritik Pers Indonesia Soal Ambalat

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman menganggap pemberitaan tersebut marak terkait dengan pemilihan presiden di Indonesia 8 Juli ini.


TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

12 Juni 2009

TNI AL Bantah Larang Wartawan Ikut ke Ambalat

Tapi TNI memang membatasi publikasi menyangkut sengketa ambalat agar tak menambah panas dan berujung pada keresahan masyarakat.