TEMPO Interaktif, Subang: Seribu hektare lebih tanaman padi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dirusak tikus. Hewan yang oleh warga setempat dijuluki "si monyong" itu sulit diberantas. "Intensitas serangannya cukup tinggi," kata Agus Taruna, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Selasa (10/3).
Menurut Agus, serangan tikus terjadi di hampir seluruh kecamatan di Subang. Daerah terparah adalah Kecamatan Pagaden Barat, yang mencapai 236 hekatre tanaman padi rusak. Di Kecamatan Compreng 224 hektare dan di Blanakan mencapai 174 hektare. "Jika ditotal mencapai 1.126 hektare tanaman padi yang rusak," ungkap Agus.
Serangan tikus, kata Agus, berpotensi menimbulkan puso. Sebab, hewan ini mulai memakan padi ketika masa pembungaan hingga keluar bulir-bulir padi. "Akibatnya fatal. Tanaman padi yang baru berbunga, jika rusak tak bisa berbuah," kata Agus. Sebagian tanaman ada yang sedang proses pegetatif atau masa pertumbuhan. Kondisi ini , dimungkinkan amasih tumbuh kembali dengan tunas-tunas baru.
Petani kewalahan mengatasi tikus karena sudah tak mempan dengan pestisida. "Kami terpaksa memberantasnya dengan cara gropyokan (ramai-ramai)," kata Carta, petani di Kecamatan Pagaden Barat. Model membasmi ini dengan cara mengejar tikus sampai ke liang-liang persembunyiannya. Alat yang dibawa petani seperti cangkul, linggis, parang dan lainnya.
Menurut Agus, pembasmian serangan hama tikus dengan menggunakan pestisida hanya mampu mengamankan 109 hektare saja. Sedangkan dengan cara geropyokan, bisa mengurangi penyebaran serangan. Agus belum bisa menghitung jumlah kerugian yang dialami petani. "Kami masih mengumpulkan datanya," kata Agus.
NANANG SUTISNA