Data di Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah (BPSDAW) Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan, banjir yang menggenangi sawah dan sebagian perumahan penduduk itu, karena air hujan dari empat anak sungai Bengawan Solo tersebut. Empat sungai, yaitu Mengkuli, Dapur, Plalangan dan Deket.
Sedangkan areal persawahan yang terendam banjir berada di Kecamatan Karang Binangun, Kali Tengah, Deket, Turi dan Glagah. Tanaman padi sekitar 2700 hektare tersebut terancam rusak akibat terenam banjir sekitar dua hari. Karena genangan air harus dibuang lewat sungai Malang (sluis Wangen dan Boden) yang dilanjutkan ke sungai Corong (Sluis Tambakombo, Gresik).
Menurut Koordinator Pengamanan dan Pengendalian (BPSDAW) Bojonegoro Moelyono, banjir yang menyasar di areal persawahan dan tambah disebabkan oleh curah hujan tinggi di selatan Kabupaten Lamongan. Air menyusur ke empat anak sungai Bengawan Solo, dan menyebabkan air naik.
"Namun laju arus air terhambat oleh kepadatan tanaman enceng gondok," katanya, Senin (23/2).
Sementara itu di Bojonegoro pihak Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana menyebutkan, permukaan air di Bengawan Solo, airnya naik dan statusnya siaga satu dan mendekati siaga dua. Sekarang ini, data di papatan pencatatan menyebutkan ketinggian air mencapai 13,94 di bawah permukaan air laut (atau kurang enam centimeter ke level siaga dua).
Pihak Pemerintah Bojonegoro telah menyiapkan sekitar 20 ribu kantung pasir, untuk menutup saluran-saluran air di Kota Bojonegoro. Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik, Perlindungan Masyarakat, Bojonegoro Lukman Wafi, kondisi permukaan Bengawana Solo, mendekati siaga dua. “Kami sudah instruksikan di lapangan, untuk siap-siap,” katanya.
Dia menyebutkan, kesiagaan ditingkatkan. Terutama jika cuacaa di hulu Bengawan Solo, sewaktu-waktu hujan lebat sehingga akumulasi air menumpah ke perkampungan penduduk.
SUJATMIKO