TEMPO Interaktif, Palangkaraya: Pembakaran lahan secara sporadis di Kalimantan Tengah mulai terjadi dalam tiga hari terakhir setelah selama sepekan tidak turun hujan yang mengakibatkan sejumlah lahan tidur menjadi kering.
Masyarakat melakukan pembakaran untuk membuka lahan kebun mereka. "Karena masih dalam skala kecil, asap akibat pembakaran tersebut belum mengganggu aktivitas masyarakat dan telah dipadamkan," kata Kepala Sub Bagian Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah M. Zaini kepada wartawan di Palangkaraya, Kamis (12/2).
Menurut Zaini, pihaknya dalam hal ini Manggala Agni telah melakukan pemadaman di sejumlah lahan yang dibakar masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Barat.
Seluruh pasukan Manggala Agni di kabupaten/kota di Kalimantan Tengah juga telah diinstruksikan untuk waspada dan terus melakukan patroli dan pemadaman apabila ditemukan kebakaran lahan.
"Hal ini untuk mengantisipasi terjadi kebakaran yang lebih besar, terutama untuk kawasan yang sukar dipadamkan, seperti di kawasan lahan gambut yang berada di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau," tegas dia.
Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kalimantan Tengah Imam Mashudi mengatakan saat ini Kalimantan Tengah masih masuk musim hujan, namun karena adanya tekanan rendah di Filipina, maka angin yang membentuk awan tidak melewati Kalimantan Tengah sehingga jarang hujan.
"Kalaupun ada hujan, itu terfokus di bagian utara Kalteng, seperti Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Gunung Mas, Barito Selatan dan Katingan," ujarnya.
Sedangkan untuk daerah barat Kalimantan Tengah, seperti Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kotawaringin Barat, hujan akan jarang terjadi. "Untuk itu kepada pemerintah daerah di bagian barat Kalteng kami minta untuk waspada akan kebakaran lahan karena curah hujan frekuensinya kecil," ujarnya.
KARANA