TEMPO Interaktif, Semarang: Hujan yang mengguyur Kota Semarang dan sekitarnya sejak Sabtu pukul 19.00 WIB mengakibatkan ratusan rumah di Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Semarang, terendam banjir.
Banjir paling parah terjadi di Kelurahan Kauman yang rata-rata setinggi satu meter lebih atau setinggi dada orang dewasa. Lokasi ini berada di sebelah selatan rel kereta api yang menghubungkan Semarang dan Jakarta. "Kami harus mengungsi karena rumah kami sudah terendam," kata Maulida, warga Kauman, Minggu (8/2).
Di Mangkang Kidul, rumah warga juga terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
Maulida menyatakan, banjir kali ini berasal dari luapan Sungai Wetan yang menghubungkan Semarang Kota ke Kendal. Sungai ini harus menampung air dari berbagai kecamatan di Semarang, seperti Ngaliyan, Tugu, dan Mijen. Air dari kawasan Semarang atas tersebut datang sangat deras ke Sungai Wetan.
Menurut Maulida, dari tahun ke tahun banjir yang terjadi semakin ganas. "Ketinggian air banjir dari tahun ke tahun di rumah kami selalu bertambah," katanya. Tahun lalu banjir hanya setinggi perut orang dewasa, tapi saat ini banjir sudah setinggi dada orang dewasa.
Maulida menengarai derasnya air yang datang ke rumahnya disebabkan kawasan hutan dan penghijauan di Semarang bagian atas sudah dibabat habis. "Rata-rata dialihfungsikan untuk perumahan," kata dia. Pengalihfungsian tersebut, menurutnya, terjadi di Kecamatan Mijen.
Pasar Mangkang juga tidak luput dari banjir. Kios-kios di pasar tersebut terendam banjir sehingga aktivitas jual beli tidak bisa dilaksanakan. Para pedagang tampak sibuk menyelamatkan barang dagangannya masing-masing.
Hingga pukul 12.45 WIB, belum ada bantuan bagi warga yang terkena banjir. Wali Kota Semarang Mahfudz Ali sedianya akan meninjau banjir di Mangkang, tapi kunjungan tersebut batal karena jalur Pantai Utara Jawa (Pantura), tepatnya mulai dari Jalan Karanganyar hingga ke Jalan Irigasi (jurusan Kendal), terendam banjir sehingga macet total.
ROFIUDDIN