TEMPO Interaktif, BANDUNG:- Kepala Kepolisian Wilayah Priangan Komisaris Besar Anton Charliyan membenarkan peristiwa meninggalnya sopir truk pasir, Ucu, di RT 03/02 Desa Sukamulya Kecamatan Pakenjeng, Garut, Selasa (3/2) pagi. Menurut dia, sopir Ucu tewas setelah 'adu mulut' dengan anggota polisi resor Garut. Ia membantah dalam cekcok itu, anggotanya telah menodongkan pistol untuk menakut-nakuti Ucu.
"Tidak ada yang ditakut-takuti pistol, tidak ada (polisi) yang keluarkan pistol,"kata Anton via telpon Selasa (3/2) malam. Dalam peristiwa tersebut juga tidak terjadi kekerasan fisik oleh polisi.
Ia menjelaskan, saat melintas di jalan Desa Sukamulya, mobil yang digunakan petugas Polres Garut terhalang truk Ucu yang tengah menurunkan pasir di depan proyek pembangunan madrasah. Salah seorang polisi lalu menegur Ucu dan sempat terjadi cekcok diantara mereka. "Setelah itupun si petugas reserse pergi,"kata Anton.
Ucu, warga Desa Jatiwangi, lalu memindahkan truknya untuk memberi jalan kepada mobil polisi. Setelah mengembalikan trukna ke posisi semula karena sedang menurunkan pasir, Ucu lalu mengobrol dengan koleganya di lokasi.
"Ketika sedang mengobrol dengan rekannya itu mendadak dia (Ucu) lemas,"kata Anton. Ucu lalu dilarikan ke Puskesmas terdekat. "Tapi dia meninggal dalam perjalanan,"tandasnya.
Sebelumnya Kepala Desa Jatiwangi Asep Tarsono mengatakan, berdasarkan keterangan saksi yang diterimanya, Ucu meninggal setelah dihardik dan diancam dengan todongan pistol oleh seorang anggota polisi berpakaian preman.
ERICK P HARDI