Tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut. Namun, sekitar 350 rumah warga yang terletak di Dusun Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Dusun Gladakputih. dan Dusun Terate Desa Curahnongko terendam air bah setinggi 1,5 meter. Air bah juga merendam puluhan hektar areal pertanian milik warga. Sampai saat ini, warga masih sibuk mengemasi memindahkan barang-barang serta hewan ternak mereka ke tempat yang dianggap aman.
Meski demikian, hingga petang tadi, ratusan warga itu tidak mengungsi. Mereka memilih mengungsi ke rumah tetangga yang tidak terendam banjir atau diatap rumah."Sebenarnya banjir di sini sejak dua hari kemarin. Tapi kemarin masih selutut. Baru sore tadi semakin tinggi karena hujan makin deras," tutur salah seorang warga Dusun Terate, Suharlan, 40 tahun.
Bahkan tidak sedikit warga memilih tidur di "loteng darurat" yang dari bambu diikat di langit-langit rumah. "Kami takut ada barang yang hilang kalau mengungsi," kata P. Fajar, 35 tahun, salah seorang warga Dusun Terate.
Tim SAR dan Organisasi Pecinta Alam Jember bersama tim Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kecamatan Tempurejo dan Kabupaten Jember baru datang pukul 16.30 WIB. Mereka langsung membagikan ratusan air kemasan dan nasi bungkus kepada warga dengan menggunakan puluhan perahu karet dan perahu gethek.
Sejauh ini, genangan air di dua dusun itu masih belum surut. Sementara, persediaan bantuan makanan dan obat-obatan dari Pemerintah Kabupaten Jember hanya cukup dua hari. "Saya sudah melapor kepada Satlak Kabupaten, dan sekarang sudah membuat dapur umum di balai desa dan kalau malam ini hujan semakin deras, air semakin tinggi, warga akan kami paksa untuk mengungsi," kata Kepala Desa Wonoasri Budi Santoso.
MAHBUB DJUNAIDY