Menurut Kalla, dampak krisis ekonomi global di Indonesia tidak sehebat di Cina. Alasannya, komoditas ekspor Indonesia umumnya adalah produk yang berasal dari sumber daya alam yang menjadi kebutuhan pokok negara lain. Misalnya, bahan makanan. Sedangkan, Cina mengekspor manufaktur ke sejumlah negara. "Tidak mungkin negara lain tiba-tiba menghentikan kebutuhan pokoknya," ujarnya.
Krisis ekonomi, Kalla melanjutkan, juga berdampak pada pemutusan hubungan kerja di sejumlah perusahaan. Apalagi, daya beli masyarakat Amerika Serikat dan negara lain menurun sehingga, permintaan ekspor turun. Namun, kata Kalla, rakyat tidak perlu khawatir dengan pemutusan hubungan kerja karena kebijakan itu hanya bisa diambil dalam kondisi dan syarat tertentu.
Salah satu perusahaan yang terdampak adalah Riau Andalan Pulp and Paper. Menurut Kalla, permintaan dan harga kertas memang turun akibat krisis ekonomi global. Namun, dia menambahkan, struktur ekonomi perusahaan itu cukup kuat dalam menghadapi krisis. "Gelombang pemutusan hubungan kerja di Indonesia tidak sebesar yang terjadi di India dan Cina," kata Kalla.
KURNIASIH BUDI