Merosotnya daya beli petani NTB dibanding bulan Agustus 2008 yang mencapai 100,41 persen tersebut berdasarkan pemantauan harga-harga di pedesaan pada tujuh kabupaten di NTB. ‘’Pendapatan yang diterima petani lebih rendah, ‘’ kata Kepala Kantor Wilayah Badan Pusat Statistik NTB Mariadi Mardian, Senin (17/11).
Dari lima kelompok petani dan nelayan, yang paling mampu adalah petani hortikultura daya belinya 107,25 persen, peternak (105,96), petani tanaman pangan (99,11), petani kebun rakyat (97,87). Yang paling rendah kemampuannya adalah nelayan (89,66).
Sebanyak 32 provinsi di Indonesia yang dilaporkan pada September 2008, 12 provinsi mengalami kenaikan daya belinya dan 20 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi di Sulawesi Barat mencapai 2,81 persen karena indeks yang diterima naik 3,68 persen dan yang dibayar hanyak naik 1,03 persen. Sedangkan penurunan terbesar terjadi di Jambi yaitu sebesar 4,93 persen karena indeks yang diterima petani turun 4,40 persen dan indeks yang dibayar naik sebesar 0,62 persen.
Supriyantho Khafid