TEMPO Interaktif, Jakarta:
Kepolisian Daerah Kalimantan Timur meminta dukungan anggaran sebesar Rp 33 miliar kepada pemerintah daerah setempat untuk pengamanan pemilihan gubernur putaran kedua pada 23 Oktober 2008. Permintaan dana itu lebih besar dibandingkan pilkada putaran pertama sebesar Rp 26 miliar.
Menurut Kepala Polda Kalimantan Timur, Inspektur Jenderal Andi Masmiyat menyatakan pada pemilihan gubernur itu, dana yang lebih besar itu untuk menyiapkan 5.540 personil polisi yang akan disiagakan di 13 kota/kabupaten Kalimantan Timur. Pada pilkada putaran pertama jumlah personilnya lebih sedikit, hanya 2 ribu personil. "Pengamanan kali ini, personil akan bertugas selama 76 hari hingga pleno penetapan suara," kata Masmiyat.
Andi mengatakan, pilkada putaran kedua membutuhkan pengamanan ekstra ketat mengingat potensi pemilih semakin meningkat. Pemilihan hanya diikuti oleh dua kandidat kuat yaitu pasangan Awang Faroek Ishak-Farid Wadjdy dan Ahmad Amin-Hadi Mulyadi. "Pilgub putaran kedua semakin mengerucut. sehingga berpotensi unjuk rasa atau terjadinya gesekan antar pendukung calon," kata Masmiyat.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Timur memutuskan adanya pemilihan gubernur putaran kedua sesuai dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Sebab pada pilkada putaran pertama, pasangan Awang Faroek Ishak-Farid Wadjdy memperoleh suara dukungan kurang dari 30 persen, yakni hanya 426.325 atau 28,98 persen, pasangan Nursyirwan Ismail-Heru Bambang, Ahmad Amin-Hadi Mulyadi dan Jusuf SK-Luther Kombong secara berurutan memperoleh dukungan 280.949 (19,04 persen), 396.784 (26.90 persen) serta 371.229 (25,16 persen).
SG Wibisono