"Sekitar Mei lalu kami di datangi pihak PT Sarana Harapan Indopangan dan kami diimingi bila menggunakan bibit Super Toy akan mendapat hasil lebih besar dari biasanya, tapi kini kami merasa dibohongi karena hasil yang kami dapat jauh dari biasanya", kata Iswardani, Kepala Desa Sriagung, ketika di hubungi Tempo via ponselnya, Kamis (11/9).
Menurut Iswardi, warganya sebelumnya menggunakan bibit jenis Ceherang, dengan bibit jenis ini para petani mampu menghasilkan gabah kering giling mencapai 6 ton per hektare. Namun sekarang, setelah menggunakan jenis Super Toy hanya mampu menghasilkan 1,7 ton per hektare saja.
Kondisi tanaman padi mereka banyak yang hampa dan bila ditumbuk berasnya banyak patah-patah. Tidak itu saja, menggunakan bibit Super Toy ini para petani diharuskan melihat tanaman padinya setiap hari untuk menjaga jangan sampai terserang hama blush (Pyricuralia Grisea). "Akibatnya, warga saya yang biasanya nyambi menjadi buruh perkebunan sawit yang ada di dekat lokasi desa mereka, kini tidak bisa lagi, sebab harus selalu mengawasi padi mereka," ujarnya.
Desa Sriagung yang selama ini menjadi lumbung padi bagi Kabupaten Tanjungjabung Barat itu, warganya kini menjadi putus asa dan tidak mau memanen sawah mereka. Para petani setempat kini mengharapkan pertanggungjawaban pihak PT Sarana Harapan Indopangan, bila tidak mereka mengancam akan melakukan demo di depan kantornya cabang Jambi yang beralamat di kawasan Kelurahan Handiljaya, Kota Jambi.
Nasir Ali, General Manager PT Sarana Harapan Indopangan Jambi, bahkan membantah pengakuan petani daerah ini yang menyatakan mereka gagal panen, karena saat ini petani setempat belum masuk pada masa panen. "Tidak benar itu, karena para petani di Desa Sriagung belum masuk masa panen. Paling ada yang sudah panen sekarang baru dua hektare dari jumlah seluruhnya", kata Nasir.
Hanya saja Nasir tak menampik, jika cuaca di kawasan Provinsi Jambi belakangan ini tak menentu, kadang turun hujan berlebihan dan kadang panas, sehingga hama blush (Pyricuralia Grisea) yang merupakan momok bagi jenis padi jenis unggul Super Toy ini cepat berkembang.
Walau demikian, menurut dia, pihaknya tidak tinggal diam dan akan membantu sepenuhnya untuk membasmi hama tersebut, bila memang terjadi. Mengingat pihaknya sangat memperhatikan kesejahteran para petani setempat.
Bentuk perjanjian antara PT Sarana Harapan Indopangan dengan para petani, dijelaskan Nasir, yakni petani hanya menyediakan lahan, sedangkan sporadi atau penyediaan bibit, pupuk dan tenaga petugas penyuluh lapangan, semuanya perusahaan yang nanggung.
“Nanti dalam perjanjian sistem pembagian 75 persen bagi petani dan 25 persen untuk perusahaan. Petani di daerah ini hanya terpengaruh pada pemberitaan yang saat ini gencar tentang kegagalan panen para petani di Grabag, Puworejo, jawa Tengah,” tutur Nasir.
Sementara itu, Erman Rahim, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jambi, menyatakan, pihaknya tidak bertanggungjawab bila benar para petani di Desa Sriagung mengalami kerugian akibat menggunakan padi bibit unggul Super Toy, karena pihak perusahaan tidak pernah melakukan koordinasi kepada pihaknya sebelum ini. "Kami tidak mau bertanggungjawab, jika petani minta ganti rugi, langsung saja kepada pihak perusahaan yang menyalurkan bibit tersebut," ujarnya.
Syaipul Bakhori