Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kampung Mamba dan Joparu di Papua Kembali Tegang

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Enarotali:Situasi kampung Mamba dan Joparu, Distrik Sugapa, Paniai, Provinsi Papua kembali memana. Dua kampung tersebut pernah terlibat konflik pada 21 Januari 2007, yang melibatkan keluarga Sani dan keluarga Kobagao. Upaya perdamaian yang pernah dilakukan beberapa bulan tak mampu meredam pertikaian antarsuku tersebut setelah Didi Badime Bagubao, dari keluarga Sani, yang terluka akibat terkena panah pada konflik pada Januari 2007, akhirnya meninggal pada 31 Oktober 2007 lalu.Lima orang keluarga Sani yang tidak menerima kematian Didi Badime, pada Jumat (2/11) sekitar pukul 07.30 WIT mencegat dan memanah Yafet Tipagaul, pelajar SMA kelas III, SMA Negeri III Sugapa, yang akan berangkat ke sekolah di Kampung Yokatapa, Distrik Sugapa, Paniai, Papua. Salah satu anggota keluarga Kobagao di Enarotali, Bernarddus Kobagao, mengatakan pihaknya mendapat informasi dari istri pejabat sementara kepala distrik Sugapa, Imanuel Belau, melalui telepon satelit. Bernarddus menuturkan, konflik antarkeluarga ini kembali memanas karena proses penyelesaian adat beberapa bulan silam dianggap tidak seimbang. “Dua orang yang mati dipihak Sani itu dari pihak orang lain jadi beban adat keluarga sangat berat.” Bernarddus melanjutkan, pemanahan Yafet dilakukan untuk menyeret kembali keluarga Kobagao dalam konflik antarkeluarga. “Kalau Yafet sampai mati, mereka berharap keluarga Kobagao akan mengalami kesulitan seperti yang dialami Keluarga Sani.” Dugaan untuk menyeret keluarga Kobagao dalam konflik baru, menurut Bernarddus, dapat dilihat dari pemanahan Yafet yang masih terhitung keluarga Kobagao, di Kampung Yokatapa, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari wilayah Kampung Mamba dan Joparu. Hingga kemarin sore, situasi dua warga kampung tersebut masih berjaga-jaga sambil mempersiapkan semua peralatan perang mereka. “Gejolaknya belum nampak. Tetapi mereka sudah mempersiapkan panah, busur dan peralatan perang lainnya,” kata Bernard. (Tjahjono Ep)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

58 hari lalu

Human interest - Peserta perang antar suku di Festival Lembah Baliem, Wamena, Papua. Tempo/Rully Kesumaru
Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.


Terdampak Konflik Antarkampung di Mataram, Para Siswa akan Dapat Trauma Healing

19 Oktober 2023

Ilustrasi tawuran. TEMPO/Iqbal Lubis
Terdampak Konflik Antarkampung di Mataram, Para Siswa akan Dapat Trauma Healing

Sebelumnya para siswa sempat belajar di rumah akibat konflik antarkampung di Mataram.


Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka

10 Agustus 2023

Warga Suku Dani yang menghuni Lembah Baliem, Wamena, Papua melakukan tarian perang-perangan pada Festival Budaya Lembah Baliem di Kampung Wosilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (8/8). TEMPO/Cunding Levi
Mengenal Suku Dani Papua dan 4 Tradisi Mereka

Suku Dani di Lembah Baliem. Papua memiliki banyak tradisi unik yang terus dipertahankan hingga sekarang dan menjadi warisan luhur bangsa kita.


Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur

2 Juli 2023

Musanze, Rwanda. Foto: Time.com/
Mengenal Destinasi Wisata dan Kuliner Rwanda, Menyusuri Eksotika Negeri di Afrika Timur

Rwanda terkenal dengan keindahan alamnya. Destinasi wisata berupa ekowisata menjadi sektor yang berkembang pesat di Rwanda.


150 Orang Tewas dalam Perang Suku di Sudan

21 Oktober 2022

Negara bagian Nil Biru selatan Sudan. Istimewa
150 Orang Tewas dalam Perang Suku di Sudan

Perempuan dan anak-anak ikut menjadi korban perang suku di Sudan. Kekacauan terjadi sejak kudeta pada Oktober 2021.


Bamsoet: Perang Bubat Tak Ada dalam Prasasti

26 Agustus 2021

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo
Bamsoet: Perang Bubat Tak Ada dalam Prasasti

Patut diduga naskah 'Kidung Sunda' dan 'Kidung Sundayana' memiliki motif memecah belah dua suku etnis terbesar bangsa Indonesia, Sunda dengan Jawa.


Perang Suku di Sudan, 40 Orang Tewas

6 April 2021

Perang Saudara Ancam Sudan Selatan
Perang Suku di Sudan, 40 Orang Tewas

Pemerintah Sudan mengumumkan keadaan darurat di negara bagian Darfur Barat akibat perang antarsuku yang telah berlangsung selama tiga hari.


Perang Antar Kampung, 16 Orang di Jayawijaya Terkena Panah

12 September 2020

Warga suku pedalaman Papua berkumpul untuk mengikuti menampilkan aksi perang-perangan dalam acara Festival Budaya Lembah Baliem ke-24 tahun 2013 di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (12/8). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Perang Antar Kampung, 16 Orang di Jayawijaya Terkena Panah

Perang tradisional ini terjadi antara masyarakat Kampung Wukahilapok dan Kampung Meagama di Kabupaten Jayawijaya.


Perang Suku di Flores Timur, Enam Orang Dilaporkan Tewas

5 Maret 2020

Ilustrasi tawuran. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Perang Suku di Flores Timur, Enam Orang Dilaporkan Tewas

Dua suku di Desa Sandosi, Kecamatan Witihama, Flores Timur saling bentrok memperebutkan lokasi tanah bernama Wulewata Bani.


Kapolri Benarkan Terjadi Perang Suku di Papua, Dua Polisi Terluka

2 Oktober 2018

Warga suku pedalaman Papua berkumpul untuk mengikuti menampilkan aksi perang-perangan dalam acara Festival Budaya Lembah Baliem ke-24 tahun 2013 di Distrik Wosilimo, Jayawijaya, Papua, (12/8). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
Kapolri Benarkan Terjadi Perang Suku di Papua, Dua Polisi Terluka

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan suku-suku di Papua memang kerap memilih jalan perang untuk menyelesaikan masalah.