Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Dekan Fakultas Manajemen Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Lexie M. Giroth kesal ketika ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penyuntikan formalin mayat praja Cliff Muntu yang tewas akibat dianiaya seniornya pada 4 April lalu.Kemarin Polres Sumedang menetapkan Lexie sebagai tersangka dalam kasus penyuntikan formalin. Lexie tadi malam ditemui Tempo dan SCTV di rumahnya tadi malam."Kami melaksanakan tugas, tapi malah jadi tersangka. Kalau begitu biar saja (mayat Cliff Muntu) saya biarkan membusuk," ucap profesor yang pernah menerima penghargaan sebagai guru besar dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.Ia membantah penyuntikan formalin pada jenazah Cliff atas inisatif sendiri. Itu ia dilakukan atas perintah rektor nonaktif IPDN I Nyoman Sumaryadi. "Saya disodori surat pengantar kematian. Katanya pemakaian formalin itu syarat. Saya lihat kop suratnya berlogo dinas kesehatan, lalu saya tandatangani," ungkap Lexie.Kematian Cliff sendiri masih menyimpan polemik ihwal kapan praja itu menghembuskan nafasnya yang terakhir. Begitu pula soal siapa yang berperan menyuntikkan formalin ke tunuh mayat persis pada bagian yang lebam akibat pukulan.Malam kejadian, Rabu (4/4), petinggi IPDN yang hadir yaitu Kepala Bagian Kemahasiswaan Bambang Siswadi, Kepala Bidang Pengasuhan Ilham Bisri, piket pengasuh Yori, bagian keuangan IPDN Karseno dan Koordinator Pengasuh Amran. "Karena saya yang dituakan dan diperintahkan, saya jawab catat saja, hubungi dokter, gabung tagihannya" ujar Lexie. Akhirnya 5 liter formalin pun disuntikkan ke tubuh Cliff dengan dalih agar mayat Cliff bertahan 3 hari. "Untuk memudahkan pengiriman kargo," dia memberi alasan.Cliff, ujar dia, meninggal dalam perjalanan. Namun, Menurut Kepala Bagian Administrasi Praja dan Alumni, Bernhard Rondonuwu, Cliff mati karena kelelahan. Kematian Cliff sempat disimpulkan karena lever. Badriah
Iklan
