Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Malaysia Ingatkan Polri Soal Azahari

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Intelijen kepolisian Diraja Malaysia memperingatkan kepolisian Indonesia untuk mewaspadai kemungkinan adanya teror bom baru di Indonesia. Teror ini diduga dirancang oleh buron kasus bom Bali dan Marriott, Dr. Azahari Husen dan Noor Din Mohd. Top. "Keduanya disinyalir masih akan mentargetkan sasaran pengeboman di Indonesia dan salah satu sasarannya adalah Markas Besar Polri," kata Kepala Polri Jenderal Da'i Bachtiar di Jakarta kemarin.Polri sendiri, kata Kapolri, hingga saat ini masih tetap menganggap dua buron pengeboman Bali 2001 dan Hotel Marriott, Jakarta, Agustus tahun lalu, itu sebagai ancaman serius di Indonesia. Keyakinan ini, kata dia, diperkuat oleh pihak intelijen kepolisian Malaysia yang mengirimkan informasi kepada Polri. "Baru-baru ini, Malaysia kembali mengirim informasi soal orang-orang yang terkait bom Marriott dan Bali akan melakukan serangan ke Indonesia," katanya.Sebelumnya, penyidik polisi yang mengaku mendapat pengakuan dari sejumlah tersangka pelaku bom Marriott, Mabes Polri dan Polda Metro Jaya pernah hendak dijadikan sasaran pengeboman. Namun, rencana itu gagal dengan tertangkapnya Solihin alias Roffi dari kelompok Lampung, di Jawa tengah pada Agustus silam. Solihin, menurut penyidik kepolisian, adalah orang yang ikut dalam pertemuan yang dipimpin Abu Rusdan di Puncak, Bogor. Ia diakui polisi sebagai ketua tim survei dan bertugas memetakan Mabes Polri. Dari tangan Solihin, menurut Direktur VI Antiteror Brigjen Pranowo Dahlan, ditemukan bukti berupa denah dan pengakuan sudah mensurvei Mabes Polri. Kepala Polri mengatakan, pihaknya terus melakukan perburuan atas Azahari dan Noor Din Mohd Top. Terhadap keduanya, kata dia, polisi melakukan upaya pengejaran dengan lebih ketat. Dua buron ini, diakui Da'i, dinilai polisi sangat penting karena memiliki keahlian merakit bom dengan ciri khas tersendiri.Salah satu contoh kehebatan bom rakitan mereka, kata Kepala Polri, adalah rakitan bahan peledak dalam pengeboman Bali yang meluluhlantakkan Paddy's Cafe dan Sari Club. Bom yang menewaskan ratusan orang itu daya ledaknya sangat besar. Dalam rekonstruksi pengeboman Bali, yang diperagakan saat pertemuan regional negara-negara Asia Pasifik di Bali pekan ini, menurut Da'i, para pelaku menggunakan Mitsubishi L-300 yang diisi bom rakitan. "Kalau bukan dirakit orang ahli, sulit sekali hingga dampaknya seperti itu," katanya menggambarkan pameran rekonstruksi bom Bali.Masih berkeliarannya kedua buron warga Malaysia itu, menurut Kepala Polri, sangat potensial akan melakukan rencana teror baru. Mengenai keberadaan mereka, Da'i mengaku belum bisa mengungkapkannya. Ketika ditanya kemungkinan keduanya masih di Pulau Jawa, ia hanya berkata, "Kami masih terus mencari, karena mereka menjadi ancaman bagi kita." Namun, ia menolak jika dikatakan polisi telah kehilangan sama sekali jejak kedua tersangka teroris itu. Eduardus Karel Dewanto - Tempo News Room
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

45 detik lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

1 menit lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

Kemenag mengatakan ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang sudah terbit. Diketahui Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei


Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

10 menit lalu

Foto presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024 - 2029 di jual di lapak penjual bingkai foto di Pasar Baru, Jakarta, Selasa 23 April 2024. Pasangan Prabowo - Gibran resmi keluar sebagai pemenang Pilpres 2024 setalah dalam sidang putusan PHPU Pilpres 2024 Mahkamah Konstitusi menolak semua permohonan sengketa pemilu yang diajukan oleh pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan pasangan Ganjar Pranowo - Mahfud MD. TEMPO/Subekti
Prabowo-Gibran Akan Dilantik, Begini Aturan Memasang Foto Presiden dan Wapres

Foto Prabowo dan Gibran akan segera terpajang di berbagai kantor, lembaga dan instansi


Liverpool Keok di Kandang Everton, Jurgen Klopp: Kami Terburu-bruu dan Tidak Cukup Baik

11 menit lalu

Ekspresi pemain Liverpool Mohamed Salah setelah pemain Everton Dominic Calvert-Lewin mencetak gol dalam pertandingan Liga Inggris di Goodison Park, Liverpool, 25 April 2024. Everton berhasil kalahkan Liverpool dengan skor 2-0 pada derby Merseyside. Action Images via Reuters/Lee Smith
Liverpool Keok di Kandang Everton, Jurgen Klopp: Kami Terburu-bruu dan Tidak Cukup Baik

Manajer Liverpool Jurgen Klopp meminta maaf kepada para penggemar setelah kekalahan 2-0 dari Everton dalam Derby Merseyside.


Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

12 menit lalu

Paro Taktsang atau Tiger's Nest di Bhutan (Pixabay)
Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.


Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

17 menit lalu

Ilustrasi plagiat
Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.


Lagu Like Crazy Jimin BTS Puncaki Hot 50 World Song

17 menit lalu

Jimin BTS. Foto: Instagram/@bts.bighitofficial
Lagu Like Crazy Jimin BTS Puncaki Hot 50 World Song

Lagu Like Crazy Jimin itu sudah sembilan kali menduduki posisi puncak 50 Hot World Song


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

19 menit lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Sidang Perdana Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Akan Digelar di PN Jaksel Hari Ini

20 menit lalu

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang memasuki mobil tahanan usai menjalani sidang perdana kasus penistaan agama di Pengadilan Negeri (PN) Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 8 November 2023. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Sidang Perdana Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Akan Digelar di PN Jaksel Hari Ini

Penyidik Dittipideksus Bareskrim Polri telah menetapkan Panji Gumilang sebagai tersangka dalam kasus dugaan TPPU karena penggelapan uang yayasan.


Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

25 menit lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?