Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Aksi kekerasan puluhan siswa Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) terhadap wartawan, Jumat (5/9), mendapat kecaman berbagai pihak. Salah satunya, dari South East Asian Press Alliance (SEAPA), yang menilai aksi itu merupakan noda hitam kesekian kalinya bagi pers Indoensia. "Pelakunya harus ditangkap dan dihukum seberat-beratnya, karena itu adalah penganiayaan," kata Lukas Luwarso, Direktur SEAPA, kepada TNR, Jumat (5/9). Wartawan yang jadi korban penganiyaan, katanya, bisa mengadukan pelaku kekerasan dengan dua delik aduan: penganiyaan sesuai KUHP dan menghalang-halangi kerja wartawan berdasarkan UU Nomor 40/1999 tentang Pers. "Mereka jelas-jelas mengahalangi wartawan dalam bekerja untuk kepentingan informasi kepada publik," katanya lagi. Untuk itu, lanjutnya, "kita harus melawan para pelaku kekerasan terhadap wartawan melalui jalur hukum agar kejadian sejenis tidak terulang kembali". Ecep S. Yasa - Tempo News Room
Iklan
![Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]](https://statik.tempo.co/data/2021/01/21/id_995596/995596_720.jpg)
