Menurut Fatwa, tidak seharusnya pesawat AS itu melakukan manuver di atas kepulauan Indonesia tanpa ijin. Hal itu bisa membangkitkan sentimen negatif terhadap AS, katanya. Dalam kesempatan itu, ia juga meminta kepada kepala staf Angkatan Udara untuk membenahi peralatan tempurnya. Paling tidak kita harus punya dua skuadron, katanya. Fatwa menjelaskan, Indonesia saat ini jauh tertinggal, bahkan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Menurutnya, mereka memiliki peralatan yang lebih canggih dan pesawat tempur sebanyak minimal dua skuadron.
Seperti diketahui, Kamis (3/7) kemarin, sebuah pesawat penumpang memergoki lima pesawat tempur AS tengah melakukan manuver di atas Pulau Bawean, Jawa Timur. Kemudian pilot pesawat itu melaporkan hal ini kepada petugas menara pengawas Surabaya dan Jakarta. Sebenarnya keberadaan pesawat itu juga tertangkap radar di Bandara Juanda Surabaya maupun Bandara Soekarno-Hatta.
(Anastasya Andriarti-TNR)