Untuk menghentikan perdagangan cindera mata penyu, lembaga ProFauna Indonesia yang bergerak di bidang perlindungan satwa liar, melakukan kampanye perlindungan penyu di Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (25/6). Pembukaan kampanye dilakukan dalam bentuk demonstrasi dengan membawa balon penyu raksasa sepanjang 12 meter. Para relawan juga membagi-bagikan stiker kepada pengguna jalan.
Ketua ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, meminta pemerintah menindak tegas pelaku perdagangan cindera mata penyu sisik yang masih beroperasi di Makassar. Pemerintah juga diharapkan lebih mengintensifkan pengawasan laut terhadap kapal-kapal penangkap penyu.
Dia mengakui, data akurat mengenai jumlah penyu masih sulit diperoleh, tapi populasinya diperkirakan terus mengalami penurunan hingga 50 persen per tahun. "Kami minta kesadaran masyarakat untuk tidak membeli souvenir yang mengandung bagian tubuh penyu," Rosek mengimbau.
Menurut Rosek, selain di Makassar, kampanye juga akan dilakukan di Bali, Yogyakarta, dan Jakarta, sebab daerah-daerah itu ditengarai sebagai pusat perdagangan cindera mata penyu. Perdagangan cindera mata penyu sisik telah merangsang penangkapan penyu besar-besaran di seluruh laut yang menjadi habitat penyu sisik.
Di Makassar, kata dia, ProFauna mencatat lebih 150 buah cindera mata terbuat dari penyu sisik yang diperdagangkan. Bentuk cindera mata bervariasi, antara lain gelang, bros, miniatur kapal, cincin, kipas, hingga opsetan penyu sisik. Harga cindera mata dari penyu itu bervariasi, mulai Rp 3.000 hingga ratusan ribu. (Muannas-Tempo News Room)