Laksamana mengatakan, “Kita harus stop anggaran pembangunan, harus sacrifice. Gaji-gaji menteri dipotong, gaji anggota DPR dipotong. Terutama kita, dari atas harus kasih contoh terlebih dahulu.”
Ia mengatakan tidak tercapainya target privatisasi merupakan masalah yang serius, karena terkait erat dengan APBN tahun 2001. Oleh karena itu, jika pemerintah gagal memenuhi target tersebut, maka anggaran harus direvisi kembali. Implikasinya, katanya, menjadi sangat luas. “DAU juga bisa ditinjau ulang,” katanya mencontohkan dampak kegagalan pencapaian privatisasi BUMN.
Untuk anggaran tahun 2001, target privatisasi BUMN mencapai RP 6,5 triliun. Hingga kuartal kedua tahun ini, target tersebut belum tercapai kerena masih ada beberapa BUMN yang belum bisa dijual. Salah satunya yaitu, terhambatnya penjualan saham PT Semen Gresik kepada Cemex. (sri wahyuni-tempo news room)