Saat berlangsung acara pelantikan, tiba-tiba datang sekelompok massa yang menamakan dirinya Laskar Diponegoro yang memaksa masuk ke dalam komplek gedung. Niat kedatangan mereka adalah untuk menolak kehadiran Ketua MPR, Amien Rais, yang oleh panitia dijadwalkan hadir untuk melantik. Amien Rais sendiri, karena kesibukkannya, tidak datang ke acara tersebut dan digantikan oleh AM Fatwa.
Sambil terus meringsek masuk, massa yang berjumlah sekitar 200 orang tersebut juga meneriakkan yel-yel anti Amien Rais. Mereka juga menyebar pamflet yang menuduh Ketua Umum DPP PAN tersebut seperti vampire. Melihat gelagat tersebut, petugas keamanan dari Polres Tegal dan Satgas PAN berusaha menghalangi langkah massa anti-Amien Rais tersebut. Akhirnya, bentrokan tidak bisa dihindari. Namun akhirnya, massa tidak berhasil memasuki komplek gedung.
Gagal memasuki komplek gedung, Laskar Diponegoro melakukan konvoi dengan sepeda motor, dari Slawi sampai Banjaran yang berjarak sekitar lima kilometer. Arus lalulintas Slawi-Banjaran macet total hampir satu jam. Sepanjang jalan, mereka meneriakkan hujatan anti-Amien Rais.
Ketika rombongan konfoi sampai di depan SPBU (Stasiun Pusat Pengisian Bahan Bakar umum) Adiwerna, massa sempat membakar bendera PAN. Kejadian tersebut mengundang perhatian masyarakat dan para pengguna jalan.
Saat massa membakar bendera, wartawan dari Harian Republika, Agus Wijanarko, tertarik mengabadikannya. Namun langkah Agus diadang oleh massa. Ia diperingatkan agar tidak mengambil gambar pembakaran tersebut. Karena tetap nekat, Agus dipukuli oleh massa. Muka dan tubuhnya luka memar. Sekitar bola mata terlihat memerah. Massa pun merebut kamera Agus dan membantingnya.
Untungkah, aparat Kepolisian segera datang menolongnya. Agus dilarikan ke RSI Harapan Anda, Slawi. Hingga berita ini ditulis, meski sudah sadar, Agus yang dirawat di ruang Melati kamar 103 belum diperkenankan pulang. "Kami belum memperbolehkan dia pulang, menunggu pemeriksaan dari dokter spesialis," kata seorang petugas UGD rumah sakir tersebut kepada Koran Tempo.
Menanggapi insiden tersebut, Ketua DPD PAN Kabupaten Tegal, Johan Firdaus mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan sesuatu yang lumrah. "Sebagai wacana demokrasi,kejadian semacam itu sudah lumrah," katanya kepada wartawan. (Sohirin)