Seperti diketahui Presiden Wahid memupunyai rencana untuk mengadsakan perjalanan keluar negeri. Pertama ke Australia serta Selandia Baru, dan menghadiri ke Kairo, Mesir.
Yasril, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, juga mengganggap Menteri Luar Negeri Alwi Sihab telah bersikap arogan. Ini berkaitan dengan pernyataan Shihab Selasa (20/3) bahwa presiden tidak perlu minta izin kepada DPR untuk keluar negeri. “Lagi-lagi pemerintah seolah-olah tidak menganggap penting mitra kerjanya adalah DPR,” kata Yasril.
Diakui oleh Yasril bahwa berhubungan dengan negara sahabat itu penting. Namun, menurut dia, hal itu dilakukan dengan melihat situasinya. “Sekarang keadaannya tidak normal, di mana masyarakat meminta Gus Dur agar tetap berasa di dalam negeri,” kata dia. Ia sendiri berpendapat, sebaiknya Gus Dur menyelesaikan persoalan dalam negeri, seperti Memorandum I atau pun kemungkinan pelaksanaan Sidang Istimewa MPR.
Meski keberatan dengan rencana kunjungan ke Australia dan Selandia Baru, Yasril memaklumi kepergian Presiden ke Kairo. Alasannya, “Karena Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) harus dihadiri oleh kepala pemerintahan,” ujarnya. Sementara kalau kunjungan bilateral, seperti ke Australia dan Selandia Baru, tidak terlihat urgensinya buat bangsa dan negara. Ia mengingatkan sebaiknya politik luar negeri diabdikan buat kepentingan nasional. (Anggoro Gunawan)