Selain menepis isu tersebut, ia juga menjelaskan mengenai realisasi APBN 2000. Hasil evaluasi awal menunjukkan bahwa defisit APBN dari 4,8 persen menurun menjadi 3,7 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto). Penurunan itu dinilai cukup berarti dan lebih lebih meringankan APBN. Diperkirakan, penurunan itu terjadi akibat keuntungan (windfall profit) yang diperoleh dari naiknya harga minyak dunia dan meningkatnya nilai ekspor.
Pada kesempatan itu, Prijadi juga melaporkan bahwa besok, Jumat (5/1), ia beserta petugas Bea Cukai akan melakukan inspeksi mendadak ke Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, untuk meninjau langsung kawasan yang dikenal sarat dengan penyelundupan BBM. Penyelundupan di Tanjung Balai dinilai tinggi ketimbang daerah-daerah lain.
Namun, Prijadi tidak merinci berapa kerugian yang diderita negara akibat penyelundupan itu. Untuk mengatasi besarnya tingkat penyelundupan BBM akhir-akhir ini, Prijadi menegaskan semua aparat terkait harus kompak. "Tidak boleh yang satu lemah, sementara yang lain kuat. Seluruh pos di Bea Cukai harus diperkuat," ujarnya. (Jajang Jamaludin)