TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir, yang menyebut kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) sebagai perusak moral bangsa, mendapat kecaman keras. Osmar Tanjung, Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Jaringan Organisasi dan Komunitas Warga Indonesia (JOKOWI), mengatakan sikap Nasir tidak sesuai dengan cita-cita Nawacita yang diprogramkan pemerintah.
"Pernyataan M. Nasir sebagai Menristek dan Dikti, yang mengancam keberadaan LGBT melalui Support Group and Resources on Sexuality Studies (SGRC), adalah pernyataan yang sangat tidak paham Nawacita dan bertentangan dengan Mukaddimah UUD 1945 serta UUD RI," tulis Osman dalam pernyataan tertulisnya, Senin, 25 Januari 2016.
Baca juga: Dituduh LGBT, SGRC-UI Diteror Berbagai Pihak
Sikap Nasir dianggap bertentangan dengan keinginan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi seperti yang dicita-citakan Nawacita. Menurut Osman, sebuah perguruan tinggi yang menyensor dan membatasi debat akademik dan kebebasan berpendapat akan gagal mencapai maksud dan tujuan didirikannya, apalagi untuk menjadi perguruan tinggi yang mengglobal.
"Urusan LGBT tak sesuai nilai kesusilaan bukan urusannya. Nasir bukan polisi susila. Urus saja tupoksi dan program Nawacita Kemenristek-Dikti," tulisnya.
Baca juga: SGRC UI: Kami Bukan Komunitas atau Biro Jodoh LGBT
Osmar juga mengatakan sikap macam ini akan menjadi ancaman baru yang tidak perlu untuk mahasiswa dari luar negeri yang ingin melakukan studi di Indonesia. Ia juga menganggap perguruan tinggi di luar negeri akan berpikir ulang untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia.
"Karena kebebasan akademik, kebebasan berserikat, dan kebebasan berpendapat adalah jalan lurus dalam menuju perubahan bangsa melalui kampus," katanya.
Baca juga: Mahasiswa Beri Konseling LGBT, Begini Respons UI
Pernyataan Nasir muncul setelah merebaknya komunitas LGBT di sejumlah kampus, di antaranya Universitas Indonesia. Bahkan tersiar kabar ada sebuah komunitas yang melakukan bimbingan bagi orang LGBT.
Atas komentar itu, netizen pun mengambil sikap dengan meminta Menteri Nasir mencabut ucapannya. Sampai berita ini ditulis, petisi sudah ditandatangani oleh sekitar 1.250 netizen.
EGI ADYATAMA