TEMPO.CO, Pangkalpinang - Akibat memposting tulisan yang dinilai menghina Nabi Muhammad, seorang guru di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung harus berurusan dengan Dinas Pendidikan.
Erma Ginting, guru Bahasa Indonesia itu, dalam akun facebooknya membagikan tulisan yang membandingkan antara Paulus dengan Nabi Muhammad. Tulisan itu dinilai menyudutkan umat muslim. Akibatnya puluhan pemuka agama dan tokoh muslim di Pangkalpinang mendatangi kantor Dinas Pendidikan guna melaporkan tindakan guru tersebut, Selasa sore, 12 Januari 2016.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pangkalpinang Syamsuni Soleh mengatakan apa yang dilakukan Erma sebagai sebuah penodaan terhadap agama Islam dan dapat menimbulkan gejolak terhadap kerukunan umat beragama di Pangkalpinang yang selama ini sudah terjalin sangat baik.
"Kita sangat sedih masih adanya tindakan yang menyudutkan agama Islam. Ini bisa menjadi pemicu terjadinya konflik antar umat beragama di Pangkalpinang. Kita di atas mungkin bisa bersabar dan tidak terpancing. Namun kita tidak tahu jika umat di bawah tidak menempuh tindakan pembalasan. Apalagi saya dengar pesantren di Bangka Tengah akan melakukan demo terkait masalah ini," ujar Syamsuni kepada wartawan.
Syamsuni mengharapkan pihak Pemerintah Kota Pangkalpinang dapat mengambil tindakan tegas terhadap guru tersebut. Selain itu, pelaku juga dituntut meminta maaf secara terbuka dan mengklarifikasi postingannya.
Erma Ginting saat dikonfirmasi Tempo membantah jika berniat menghina Nabi Muhammad dalam postingnya itu. Menurut dia, tulisan itu ia copy paste dari sebuah situs lalu membaginya di akun facebooknya.
"Saya memposting tulisan itu karena ingin melihat komentar yang benar terhadap isi tulisan itu. Saya tidak tahu kebenarannya karena saya bukan beragama Islam. Cuma saya tidak menyangka reaksinya seperti ini," ujar dia.
Erma mengatakan sudah meminta maaf dan memberikan klarifikasi atas tindakannya kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala SMAN 2. "Intinya saya hanya membagi saja tulisan itu. Bukan saya yang buat. Cuma karena orang tidak menemukan lagi situs yang membuat tulisan itu, maka kesalahan ditimpakan kepada saya. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Itu tidak bermaksud melecehkan agama tertentu," ujar dia.
Walikota Pangkalpinang Muhammad Irwansyah mengimbau kepada umat muslim khususnya di Pangkalpinang tidak melakukan tindakan balasan dan berbuat anarkis. Ia berjanji akan memproses kasus ini.
"Kita kedepankan dulu azas praduga tak bersalah. Akan kita cek lagi seperti apa kebenarannya. Masalah sanksi apa yang dikeluarkan, tunggu saja hasil kajiannya seperti apa. Yang penting umat muslim jangan anarkis," ujar dia.
Irwansyah menambahkan masalah ini cukup mengganggu kerukunan antar umat beragama di Pangkalpinang yang berjalan sangat baik. Namun ia yakin bahwa masalah ini hanya dilakukan satu orang tanpa membawa nama agama atau organisasi agama.
"Ini menjadi tamparan juga buat kita agar introspeksi diri dan menjadi alasan memperkuat lagi kerukunan umat beragama. Semoga kedepannya lebih baik lagi dan tidak sampai menimbulkan gejolak antar agama," ujar dia.
SERVIO MARANDA