TEMPO.CO, Jakarta - Tenaga kerja wanita Indonesia di Hong Kong bernama Banjirah mengaku menjadi korban penipuan bisnis investasi. Penipunya adalah pria yang dia kenal lewat jejaring sosial Facebook. "Total uang yang saya investasikan Rp 55 juta," kata perempuan 50 tahun itu ketika dihubungi lewat telepon, Ahad, 20 Desember 2015.
Menurut Banjirah, pria itu mengaku bernama Herlambang. Namun, dalam akun Facebook-nya, Herlambang memasang foto Fadli Zon, anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya. Dalam beberapa kali komunikasi lewat telepon, suara pria itu juga mirip suara Fadli Zon. “Kami sering telepon sampai berjam-jam. Lalu dia sering kirim pesan nasihat dan berita-berita politik gitu,” ucapnya. Karena itu, Banjirah yakin Herlambang adalah Fadli Zon.
Suatu ketika, Banjirah bercerita kepada Herlambang tentang keinginannya berhenti menjadi buruh migran. Dia sudah memiliki rencana menanamkan investasi di Mavrodi Mondial Moneybox. "Tapi sama Pak Fadli Zon dilarang. Katanya nanti dia dicarikan yang lebih bagus," ujarnya.
Dalam komunikasi berikutnya, Herlambang menawarkan Banjirah membeli saham Petromax, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan minyak bumi. "Dia bilang harga minyak bumi lagi turun. Kalau saya beli itu Rp 10 juta, nanti tiga bulan dapat Rp 20 juta," tutur Banjirah.
Banjirah tertarik dengan ajakan itu. Dia meminjam uang kepada majikannya sebesar 20 ribu dolar Hong Kong. Uang pinjaman itu digabungkan dengan uang miliknya lalu diserahkan kepada Herlambang. Namun, setelah sepuluh bulan berlalu, dia belum menerima hasil dari investasinya itu. Saat masalah itu ditanyakan, Herlambang hanya meminta Banjirah bersabar.
Kecurigaan Banjirah baru muncul setelah Herlambang menghilang pada 6 Desember 2015. Akun Facebook pria itu tidak pernah aktif lagi. Nomor teleponnya pun tidak bisa dihubungi. “Saya belum lapor ke polisi karena takut dituduh pencemaran nama baik. Makanya saya mau cari tahu dulu, benar atau tidak dia Pak Fadli,” ujarnya.
ARIEF HIDAYAT | GHOIDA RAHMAH