TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Suharso Manoarfa, mengaku kasihan terhadap Presiden Joko Widodo karena namanya dicatut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto untuk meminta saham kepada PT Freeport Indonesia.
"Kasihan, tapi untungnya Presiden dengan tenang dan sabar bisa atasi dan memahami keadaan," ujar dia di kantornya, Kamis, 19 November 2015.
Menurut Suharso, selama satu tahun memimpin republik, Jokowi kerap ditempa kegaduhan politik. Yang terakhir terkait dengan pencatutan nama oleh orang nomor satu di DPR. Suharso berharap kejadian ini tidak terulang. “Cukup besar toleransi Presiden terhadap hal-hal kegaduhan yang ditimbulkan subordinatnya," ujarnya.
Suharso mengatakan kejadian tersebut telah merugikan negara karena perhatian Presiden menjadi tersita untuk mengurusi kegaduhan itu. "Banyak agenda Presiden yang harus diselesaikan, jangan ini disalahkan lagi kepada beliau," katanya. Dia meminta para menteri di Kabinet Kerja berfokus pada pembangunan dan pembenahan bangsa.
Setya Novanto bersama seorang pengusaha dilaporkan bertemu dengan petinggi PT Freeport Indonesia. Setya diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dalam menegosiasikan kontrak Freeport yang akan berakhir pada 2021.
TIKA PRIMANDARI
Baca juga:
Ely Sugigi dan Artis Cari Sensasi: Perilaku Menyimpangkah?
Luhut Terseret Calo Freeport