TEMPO.CO, Jakarta- Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR dari Fraksi Partai Nasdem, Ahmad Hattari, menyerang Rizal Ramli di tengah persidangan. Ahmad mempertanyakan kenapa Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya itu hanya menyoal PT Freeport Indonesia dan persoalan di Indonesia timur.
Padahal, menurut Ahmad, sebelumnya Rizal Ramli pernah menjadi Menteri Koordinator Perekonomian di masa Presiden Megawati Soekarnoputri, serta Menteri Keuangan. Saat itu, kata Ahmad, tidak ada inisiasi untuk mengubah kondisi di Papua oleh Rizal Ramli. "Yang terjadi hari ini ada andil Bapak (Rizal Rami) juga di masa lalu," ujar Ahmad saat Rapat di Gedung DPR, Selasa, 13 Oktober 2015.
Ahmad menjelaskan, sejatinya masyarakat di Papua butuh realisasi perbaikan pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan. "Dulu ke mana aja? Kenapa baru sekarang ngomong kaya gini," kata Ahmad menanyakan sikap Rizal Ramli yang menyoal perpanjagan kontrak PT Freeport, yang kini sedang digodok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Ahmad menegaskan sampai saat ini, masyarakat Papua berada dalam kondisi mengkhawatirkan. Di sana, katanya, masih banyak kesenjangan pembangunan. "Ibaratnya rumah yang lain kebanjiran rejeki, sementara itu rumah yang lain penghuninya kelaparan," ucap dia.
Rizal Ramli, dalam rapat itu, mengatakan sudah seharusnya Freeport menaikkan royalti, yang tadinya 1 persen menjadi 6 sampai 7 persen. Untuk mencapai angka tersebut, kata dia, PT Freeport tidak serius. Rizal Ramli menilai Freeport hanya mengulur waktu untuk tidak segera melakukan divestasi. "Freeport ini paling mencla-mencle soal divestasi, Newmont saja sudah laksanakan divestasi," ujar Rizal.
PT Freeport, Rizal Ramli berujar, seharusnya bisa dengan segera melakukan divestasi agar bisa memberikan keuntungan bagi pemerintah. "Supaya BUMN kita bisa segera terlibat," katanya sembari menambahkan, Freeport saat ini terjepit karena investasinya kandas di Teluk Meksiko.
"Mereka juga rugi karena investasi US$ 15 miliar di Teluk Meksiko dry hole dan duit hilang," ujarnya. Freeport, kata Rizal, harapannya pada sumber tambang di Indonesia. Caranya, Rizal menyebut, PT Freeport gencar melobi ke sejumlah pejabat supaya bisa terus beroperasi di Papua.
"Mereka kepepet dan andalan satu-satunya adalah Indonesia," ujarnya.
Rapat tersebut membahas mengenai rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. Seluruh kementerian koordinator hadir. Selain Rizal Ramli, hadir juga Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan.
Juru bicara PT Freeport Indonesia, Riza Permana, mengatakan pendapat Menteri Rizal Ramli tidak benar. Menurut Riza, PT Freeport sudah menyerahkan data ke pemerintah Indonesia, termasuk komponen perubahan divestasi. "Rencana divestasi itu masih kami bersama pemerintah," kata Riza saat bertandang ke kantor Tempo, Selasa 13 Oktober 2015.
DEVY ERNIS | ABDUL AZIS | AGUSSUP
Baca juga:
Geger Freeport, Inilah 5 Tanda yang Mencurigakan
Sambil Gebrak Meja, Rizal Ramli Tolak US$ 3 M dari Freeport