TEMPO.CO, Jakarta - Dzulfikar Akbar Cordova, 21 tahun, bersama dua teman wanitanya, Chintya Kahassa Ghultom, 21 tahun, dan Meli, 19, tahun, akhirnya diterima di Universitas Indonesia (UI).
Mereka bertiga adalah siswa Sekolah Masjid Terminal, Depok. Dodo--sapaan Dzulfikar Akbar Cordova--dan Chintya, menjadi salah satu siswa berprestasi yang diterima masuk UI lewat jalur seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN), pada 9 Juli 2015.
Dodo diterima di Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi UI, sedangkan Chintya diterima di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik UI. Dodo dan Chintya, sedang mengajari Meli rumus matematika yang dia tidak mengerti. Soalnya, Meli ingin mencoba mengikuti tes yang sama dengan Dodo dan Chintya.
Dia hanya lulus SMP pada 2012, dan tidak melanjutkan sekolah lagi hingga dua tahun. Saat tidak sekolah Dodo bekerja serabutan, mulai dari mengamen sampai menjadi kuli harian di Sumatera. Bahkan, dia mengaku sejak tahun 2006, begitu ayah dan ibunya cerai saat usianya 11 tahun, ia sudah berada di jalan.
Pria kelahiran Bondowoso, Jawa Tengah, ini telah menjajaki kakinya di Sumatera, sejak tahun 2008-2014. Hampir seluruh daratan Sumatera, kecuali Aceh, pernah dia singgahi untuk mencari peruntungan. "Di Sumatera paling lama di Lampung, begitu cabut dari Bondowoso 2006," ujarnya.
Pada Juli 2014, Dodo datang ke Depok, karena ingin sekolah. Dia datang ke Depok karena membaca koran ada sekolah gratis di Depok, yang menampung pengamen dan anak jalanan, hingga akhirnya ia lulus, bahkan bisa kuliah.
Dodo mempunyai cita-cita sebagai ekonom. Dia ingin sekali mengadopsi dan mengembangkan konsep ekonomi yang ditelurkan wakil presiden pertama RI Muhammad Hatta. "Jujur saya tertarik mengembalikan konsep koperasi bung Hatta. Bukan seperti ekonomi saat ini yang terlihat liberal," ucapnya.
Dodo bertekad mengubah hidup dia dan keluarganya yang selalu berada di jalan. Soalnya, hampir saban hari dia berada di jalan untuk mengamen dengan hanya berpenghasilan Rp 50-100 ribu per hari. "Saya ingin fokus belajar," ujarnya.
IMAM HAMDI