Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

EKSKLUSIF: Siapa Budi Dukun di Balik Temuan Jasad Angeline?

Editor

Bobby Chandra

image-gnews
Infografis Pembunuhan Angeline. (ILUSTRASI: TEMPO/IMAM YUNNI)
Infografis Pembunuhan Angeline. (ILUSTRASI: TEMPO/IMAM YUNNI)
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - I Dewa Ketut Raka, mantan penjaga rumah Margriet Christina Megawe, mengatakan sewaktu ditugaskan menjaga rumah ibu angkat Angeline itu, ia merasakan ada hal aneh. Salah satunya, penyidik Kepolisian Resor Kota Denpasar berulang kali memeriksa rumah Margriet. (Baca: EKSKLUSIF: Pengakuan Heboh Satpam Sebelum Angeline Ditemukan)

Apalagi, kata Dewa Raka, satu di antara penyidik mengaku kepadanya memiliki kekuatan supranatural untuk melihat keberadaan Angeline. "Saya tanya, Bapak namanya siapa? Dia menjawab (Brigadir) Budi Dukun,” kata Dewa Raka kepada Tempo, Senin, 15 Juni 2015. Kepada Dewa, Budi mengatakan Angeline sudah meninggal.

Baca juga:
Bela Ibu Angkat Angeline, Farhat Abbas: Jangan Lebay!
Anjing di Rumah Margriet Lebih Sering Makan Ketimbang Angeline

Untuk membuktikannya, mereka pada Jumat, 5 Juni 2015, atau lima hari sebelum penemuan jasad Angeline, memeriksa ulang rumah Margriet. Pemeriksaan itu berada di sekitar lubang tempat ditemukan jenazah Angeline. Budi Dukun meminta agar Dewa mencium bau mayat yang kerap dirasakan oleh dirinya. (Baca: EKSKLUSIF: Eks Satpam Bongkar Gelagat Mencurigakan Margriet)

Beberapa saat berselang, dia tidak bisa mencium apa pun kecuali bau kotoran ayam. "Tapi setelah angin berembus, saya mencium ada bau bangkai. Saat itu kami yakin itu bukan bangkai ayam," kata Dewa Raka. Mereka pun memutuskan untuk menggali tanah yang menjadi sumber bau tersebut.

Sayangnya, kata Dewa Raka, saat itu mereka menggali tanah tepat di sebelah timur lubang penemuan jenazah Angeline. Kecurigaan ini kemudian dilaporkan kepada atasan Brigadir Budi untuk segera dilakukan pemeriksaan lengkap. Laporan ini tanpa sepengetahuan Margriet sebagai pemilik rumah. (Simak pula: Margriet Ancam Agus Soal Angeline: Kamu Atau Aku yang Mati?)

Menurut Dewa Raka, keluarga Margriet sangat tertutup dan seolah-olah membatasi gerak-geriknya saat ia berjaga di rumah yang berlokasi di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar Timur, itu. Alasan ini yang menjadi dasar kecurigaannya terhadap peran Margriet dalam kematian Angeline.

Raka mengaku mulai bekerja di rumah Margriet, Kamis, 4 Juni 2015, atau seminggu sebelum Angeline ditemukan. Ia diminta perusahaannya menjaga rumah Margriet, yang menurut bosnya, sedang bermasalah. Seingat Raka, ada empat petugas berjaga di rumah itu selama 24 jam dengan sistem giliran dua shift.

Pada hari pertamanya bekerja, atau pada Kamis, 4 Juni 2015, Raka hanya sekali masuk ke rumah Margriet. Itu pun karena dia hendak buang air kecil. Raka masuk ke kamar mandi yang berada tepat di samping kamar Agustinus Tai Hamdani, bekas pembantu Margriet, yang kini menjadi tersangka pembunuh Angeline.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak ada kejadian aneh saat dia memulai pekerjaannya pada Kamis itu. Raka berangkat pukul 08.00 Wita dan pulang pukul 16.00 Wita. Namun, pada hari kedua, atau ketika dia dan Budi Dukun bertemu, Dewa Raka menemui sejumlah kejanggalan, terutama ketika penyidik dari kepolisian hendak memeriksa rumah Margriet. (Baca juga: TERUNGKAP: Ibu Angkat Angeline Dikenal Pengusaha, Ternyata...)

Berselang sepekan kemudian, atau Rabu, 10 Juni 2015, Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kota Denpasar akhirnya menemukan jasad Angeline meringkuk di dalam lubang di lahan pekarangan Margriet. Polisi baru menetapkan Agustinus Tai Hamdani sebagai tersangka utama dalam kasus pembunuhan Angeline.

"Saat penyidik Reskrim Polresta Denpasar melakukan memeriksa rumah, saya juga melihat ada lubang di situ,” kata dia. "Bahkan, saya sering melompati lubang yang dipenuhi dengan sampah bambu dan tampak becek itu." (Baca: ANGELINE DIBUNUH: Muncul Laura Pembela Si Ayah Angkat)

Adapun Margriet menjadi tersangka dalam kasus penelantaran anak. Ia diduga melanggar Undang-undang Perlindungan Anak lantaran tidak memperlakukan Angeline selayaknya anaknya sendiri. Margriet juga diduga melanggar undang-undang karena mengadopsi Angeline sebagai anak angkat secara ilegal.

Margriet membantah tudingan ia menjadi penyebab tewasnya Angeline. Melalui status pada laman Facebook yang sebelumnya didedikasikan khusus untuk Angeline: Find Angeline-Bali's Missing Child, ia mengatakan, "Jangan menuduh saya dalam kasus kematian Angeline," tulis Margriet, Jumat, 12 Juni 2015. Kini laman ini sudah dihapus oleh pengelolanya. (Baca: EKSKLUSIF: Eks Satpam Bongkar Gelagat Mencurigakan Margriet)

AVIT HIDAYAT

Berita Menarik Lainnya

Terbongkar: Prostitusi Anak ABG via BBM di Bogor

TRAGEDI CILEDUG: Misteri Pria, Jejak Sperma, dan Pisau

TERUNGKAP: Timnas U-23 SEA Games Terlibat Pengaturan Skor?
Booming Tren Taksi-Ojek Online Go-jek, GrabTaxi, dan Uber

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

22 jam lalu

Sidang tuntutan Altafasalya Ardnika Basya,  terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan di Pengadilan Negeri Depok, Kecamatan Cilodong, Depok, Rabu, 13 Maret 2024. Foto : Humas Kejari Depok
Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Depok memberikan tasbih kepada Altafasalya Ardnika Basya (23 tahun), terdakwa pembunuhan mahasiswa UI.


Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

3 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

Wali Kota Ekuador termuda Brigitte Garcia dan seorang staf ditemukan tewas tertembak dalam sebuah mobil. Geng pengedar narkoba diduga pelakunya,


Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

8 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurbersiap melakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

Anak anggota DPR Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

9 hari lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

12 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

12 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

13 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

16 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri